BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kemampuan Baca/Membaca Al-Quran
1. Pengertian Kemampuan Baca/Membaca Al-Quran
1). Pengertian Kemampuan
Menurut Robbins, seperti yang dikutip Yuliani Indrawati, Kemampuan adalah suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.[1]
Menurut Gordon, seperti yang dikutip Ramayulius kemampuan (skill) adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.[2]
Adapun kemampuan yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah penguasaan siswa kelas VIII MTs Ilham Palembang dalam menerapkan metode iqro’ pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dalam hal baca Al-Qur’an, yang dijabarkan melalui Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yaitu “Al-Qur’an surah pendek pilihan/Menerapkan hukum bacaan lam dan ra dalamQ.S. Al-Humazah dan At-Takatsur”.
2). Baca/Membaca
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “baca, membaca” diartikan:
(1). Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati);
(2). Mengeja atau melafalkan apa yang tertulis;
(3). Mengucapkan;
(4). Mengetahui, meramalkan;
(5). Memperhitungkan.[3]
Pengertian “baca” dalam judul penelitian ini secara khusus merujuk pada kemampuan membaca Al-Qur’an siswa pada pelajaran Al-Qur’an Hadits, sesuai dengan mata pelajaran yang peneliti ampu selaku guru di kelas VIII MTs Ilham Palembang.
3). Al-Quran
Menurut Ali bin Muhammad Al-Jarjani dalam At-Ta’riifaat, Al-Quran adalah Kitab yang diturunkan kepada Ar-Rasul (Muhammad saw), yang tertulis dalam mushaf-mushaf dinukil secara mutawatir tanpa keraguan.[4]
Menurut Menurut Abdul Wahhab Khallaf dalam Ushul Fiqih, Al Quran adalah kalam (diktum) Allah Swt yang diturunkan oleh-Nya dengan perantaraan malaikat Jibril ke dalam hati Rasulullah saw., Muhammad bin Abdullah dengan lafazh bahasa Arab dan dengan makna yang benar, agar menjadi hujjah Rasul saw. Dalam pengakuannya sebagai Rasulullah.[5]
Menurut Maanna’ Khalil Qattan Qara’a mempunyai arti mengumpulkan dan menghimpun, dan qira’ah berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam suatu ucapan yang tersusun rapi. Qur’an pada mulanya seperti qira’ah, yaitu masdar (infinitif) dari kata qara’a, qira’atan, qur’anan[6]
Di dalam Al-Qur’an sendiri ada pemakaian kata qur’an “dalam arti demikian sebagaimana tersebut dalam surah al-Qiyamah ayat 17 dan 18.
Firman Allah SWT:
.
Artinya:
“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Maka apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu”. Q.S. Al-Qiyamah (75): 17-18
Al-Qur’an adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan pertama ajaran Islam menjadi petunjuk kehidupan umat manusia diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat Jibril sebagai salah satu rahmat yang tak ada taranya bagi alam semesta. Di dalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman hidup dan pelajaran bagi siapa yang mempercayainya dan mengamalkannya. Al-Qur’an adalah kitab suci yang terakhir diturunkan oleh Allah SWT yang isinya mencakup segala pokok-pokok Syariat yang terdapat dalam kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya. Karena itu setiap orang yang mempercayai Al-Qur’an, akan bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, untuk mempelajari dan memahaminya serta pula untuk mengamalkannya dan mengajarkannya sampai merata rahmat-Nya dirasai dan dikecap oleh penghuni alam semesta. Sehubungan dengan cinta Al-Qur’an yang dimaksud di atas orang-orang yang suka membaca dalam pengertian yang sebenarnya membaca yang bukan sembarang membaca. Membaca untuk difahami, dimengerti, dan selanjutnya untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Indikator Kemampuan Baca/Membaca Al-Quran
Indikator kemampuan baca/membaca Al-Quran dalam konteks penulisan ini merujuk pada indikator yang harus dicapai oleh siswa kelas VIII MTs pada mata pelajaran Al-Quran Hadits, pada sub pokok bahasan/materi Bacaan lam dan Ra dalam surah Al-Humazah dan Bacaan Lam dan Ra dalam surah At-Takatsur.
Tabel 1
SK, KD, dan Indikator Pada Sub Pokok Bahasan
Bacaan Lam dan Ra dalam Q.S. Al-Humazah dan Q.S. At-Takatsur Pelajaran Al-Quran Hadits Kelas VIII/II MTs Ilham Palembang
Standar Kompetensi | Kompetensi Dasar | Indikator |
Membaca Al-Quran surah pendek pilihan | Menerapkan hukum bacaan lam dan ra dalam QS. Al-Humazah dan At-Takatsur | 1. Membaca/melafalkan lam (ل )dan ra ( ر ) secara tebal ( تفخيم ) dalam Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur. 2. Menulis/menyalin contoh-contoh bacaan lam (ل )dan ra ( ر ) secara tebal ( تفخيم ) dalam Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur. 3. Menerapkan bacaan ل ( lam) dan ر ( ra ) dalam Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur. |
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Baca/Membaca Al-Quran
Faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi kemampuan membaca Al-Quran terutama di kalangan remaja sebagaimana yang dikemukakan oleh Jalaluddin adalah sebagai berikut[7]:
a. Orientasi berfikir
Pengaruh modernisasi banyak mempengaruhi arah pemikiran orang. Kemajuan teknologi dengan segala hasil yang disumbangkannya bagi kemudahan hidup manusia, banyak mengalihkan perhatian orang untuk hidup lebih erat dengan alam kebendaan. Hal ini mendorong mereka untuk menuntut ilmu yang diperkirakan dapat membantu ke arah pemikiran pengetahuan praktis dan menunjang prestise kehidupan.
Pengetahuan tentang Al-Quran dan cara membacanya kalah bersaing di alam pemikiran kebanyakan kaum muslimin, hingga hampir diabaikan. Padahal bidang tersebut merupakan disiplin ilmu tersendiri hingga untuk menguasainya diperlukan sistem dan metode tersendiri pula disamping ketentuan dan waktu yang cukup lama.
b. Kesempatan dan Tenaga
Arah berfikir yang materialistis telah mendudukkan status wajib belajar Al-Quran ke posisi yang lebih kecil. Pengaruh ini telah menimbulkan kondisi asal-asalan. Akibatnya terjadi kelangkaan penyediaan kesempatan dan kelangkaan tenaga. Waktu yang disediakan untuk belajar Al-Quran sangat sedikit jika dibandingkan dengan waktu mereka gunakan untuk menuntut ilmu pengetahuan lain. Akhirnya tenaga pengajar tersedia tidak sempat berkembang seimbang dengan kebutuhan.
c. Metode
Perkembangan teknologi telah merubah kecendrungan masyarakat untuk mmenuntut pengetahuan secara lebih mudah dan lebih cepat. Untuk menampung minat ini dalam berbagai disiplin ilmu, para ahli telah memanfaatkan jasa teknologi dalam media pendidikan baik media visual, audio-visual, komputer dengan cara yang semakin tepat guna.
Khusus dalam pendidikan Al-Quran cara ini masih langka dan mahal. Metode lama dalam beberapa seginya mungkin sudah kurang sesuai dengan keinginan dan kecendrungan tepat guna ini. Akibatnya metode yang demikian berangsur kurang diminati.
d. Aksara
Kitab suci Al-Quran ditulis dengan aksara dan bahasa Arab. Faktor ini menyulitkan bagi mereka yang berpendidikan non pesantren/madrasah karena pengetahuan itu tidak dikembangkan secara khusus di sekolah umum. Akibatnya pelajar yang berpendidikan umum sebagian besar buta aksara Kitab Sucinya. Kebutaan aksaraan ini membuat jarak makin lama makin jauh antara mereka dengan kitab sucinya.
Adapun menurut Budiyanto, faktor-faktor yang mempengaruhi membaca Al-qur’an yaitu:
a. Menurunnya kuantitas dan kualitas pengajian anak-anak di masjid, langgar atau musholla.
b. Metode pengajaran baca Al-qur’an yang statis.
c. Terbatasnya jam pelajaran pendidikan agama di sekolah.
d. Dihapuskannya pelajaran huruf Arab Jawi (Arab Melayu) dari kurikulum sekolah.[8]
B. Metode Iqro’
1. Pengertian Metode Iqro’
Menurut As’ad Humam, metode iqro adalah salah satu metode belajar mengajar Al-qur’an yang disusun secara praktis dan sistematis, sehingga memudahkan setiap orang untuk belajar maupun mengajarkan membaca Al-qur’an.[9]
Penyelenggaraan metode iqro bisa diterapkan dalam dua mode, yaitu dalam bentuk/sistem ekstra kurikuler dan intra kurikuler. Meskipun pada umumnya metode iqro’ diselenggarakan dalam bentuk ekstra kurikuler bukan berarti penyelenggaraan dalam bentuk intra kurikuler tidak efektif. Untuk itulah pengembang metode ini telah menyiapkan langkah-langkah penerapan dalam bentuk intra kurikuler atau dengan sebutan iqro klasikal sebagaimana yang segera dipaparkan dimuka.
2. Langkah-Langkah Penerapan Metode Iqro’
Penerapan langkah-langkah metode iqro’ klasikal dalam bentuk intra kurikuler bisa dipilih langkah sebagai berikut:
a. Langkah pertama:
1). Guru lebih dahulu berusaha untuk mengetahui kemampuan rata-rata kelas dalam membaca Al-Qur’an. Siswa yang kemampuannya di bawah rata-rata kelas perlu mendapat program remedial. Dalam hal ini, siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata kelas (terutama yang sudah lancar dan benar dalam membaca Al-Qur’an), bisa dijadikan sebagai tutor teman sabaya.
2). Guru mengajarkan iqro’ klasikal dimulai dari bahan ajar yang sesuai dengan rata-rata kemampuan kelas. Perpindahan dari satu bahan ajar ke bahan ajar berikutnya harus tetap memperhatikan kemampuan rata-rata kelas (75%).
3). Pengajaran iqro’ diberikan selama 15-20 menit tiap jam pelajaran pendidikan Agama Islam (jadi setiap guru Agama masuk kelas yang 2 jam setiap minggunya itu senantiasa diawali dengan pengajaran iqro’ selama 15-20 menit. Waktu selebihnya dipergunakan untuk materi reguler sesuai dengan silabus. Pengambilan waktu yang 15-20 menit tadi, bisa disesuaikan dengan alokasi pengajaran yang ada di tiap tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.[10]
b. Langkah kedua:
1). Murid dibedakan menjadi 2 atau 3 kelompok. Kelompok A untuk Iqro’ jilid I-II, kelompok B untuk Iqro’ jilid III-IV dan kelompok C Iqro’ jilid V-VI.
2). Kelompok A dimulai bahan ajar 1, kelompok B dimulai dengan bahan ajar 15, dan kelompok C dimulai dengan bahan ajar 29. Guru mengajar kelompok A, sedang kelompok B dan C diberi tugas menulis bahan ajar yang akan diajarkan. Demikian seterusnya secara bergantian.[11]
3. Petunjuk penilaian
a. Format yang tersedia digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dan mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar. Apabila ternyata tingkat rata-rata siswa dinilai kurang berhasil guru akan memperbaiki cara mengajarnya.
b. Cara pengisian adalah:
1). Memberi tanda sesuai dengan hasil test pada lambang-lambang (tingkat kemampuan siswa).
Contoh: Aisyah lancar membaca test, maka Aisyah diberi nilai oleh guru.
B (Baik) C (Cukup) K (Kurang)
2). Masukkan nilai tersebut pada format daftar nilai dengan huruf B (Baik).
3). Kolom tinggal diisi oleh guru dan orangtua setiap selesai melaksanakan test.
4). Semua jenis test dilaksanakan secara lisan.
5). Adapun test sumatif/ulangan umum disediakan lembaran test sendiri tiap akhir semester sesuai petunjuk.[12]
4. Kunci Sukses Pengajaran Buku Iqro’
a. CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), guru menerangkan pokok bahasan, setelah itu santri aktif membaca sendiri, guru sebagai penyimak saja, jangan sampai menuntun, kecuali hanya memberikan contoh saja.
b. Privat. Penyimakan seorang demi seorang secara bergantian. Bila secara klasikal (di sekolah formal atau di TPA yang kekurangan guru) menggunakan Iqro’ Klasikal.
c. Asistensi. Santri yang lebih tinggi pelajarannya dapat membantu menyimak santri lain.
d. Mengenai judul-judul, guru langsung memberi contoh bacaannya, jadi tidak perlu banyak penjelasan. Santri tidak dikenalkan istilah fathah, tanwin, sukun dan seterusnya, Yang pokok santri betul bacaannnya.
e. Komunikatif. Setiap huruf/ kata dibaca betul, guru jangan diam saja, tetapi agar memberikan perhatian/sanjungan/penghargaan. Umpamanya, dengan kata-kata: bagus, betul, ya dan sebagainya.
f. Sekali huruf dibaca betul jangan diulang lagi. Bila santri mengulang-ulang bacaannya karena sambil berpikir bacaan depannya, umpamanya: di baca berulang-ulang, maka tegurlah dengan “ nya ada berapa?”. Sebab pedomannya, sekali dibaca betul, tidak boleh diulang dibaca lagi.
g. Bila santri keliru baca huruf, cukup betulkan huruf-huruf yang keliru saja, dengan cara:
1). Isyarah, umpamanya dengan kata-kata: “Eee, Awas, Stop” dan lain sebagainya.
2). Bila dengan isyarah masih tetap keliru, berilah titian ingatan. Umpamanya santri lupa baca huruf Za ( ) guru cukup memperingatkan titiknya. Yaitu: “Bila tidak ada titiknya dibaca Ro ( ) dan seterusnya.
3). Bila masih lupa, barulah ditunjukkan bacaan yang sebenarnya
4). Bila santri keliru baca di tengah/ di akhir kalimat, maka betulkanlah yang keliru itu saja, membacaanya tidak perlu diulang dari awal kalimat. Nah setelah selesai sehalaman, agar mengulang pada kalimat yang ada kekeliruan tersebut.
h. Bila santri sering memanjangkan bacaan, (yang semestinya pendek) karena mungkin sambil mengingat-ingat huruf di depannya, maka tegurlah dengan “Membacanya putus-putus saja!” dan kalau perlu huruf di depannya ditutup dulu agar tidak berfikir.
i. Santri jangan diajari dengan irama yang berlagu walaupun dengan irama tartil, sebab akan membebani santri yang belum saatnya diajarkan irama tertentu. Sedangkan irama bacaan tartil dalam kaset yang dikeluarkan Team Tadarus “AMM”, dimaksud untuk pengajaran MATERI HAFALAN dan ketika sudah bertadarus Al-Qur’an. Jadi tidak untuk pengajaran buku Iqro’.
j. Bila ada santri yang sama tingkat pelajarannya, boleh dengan sistem tadarus, secara bergilir membaca sekitar 2 baris sedang lainnya menyimak.
k. Untuk EBTA sebaiknya ditentukan/ditunjuk guru penguji khusus supaya standarnya tetap dan sama.
l. Pengajaran buku Iqro’ (jilid 1 s/d 6) sudah dengan pelajaran tajwid, yaitu tajwid praktis, artinya santri akan bisa membaca dengan benar sesuai dengan ilmu tajwid. Sedangkan ilmu tajwid itu sendiri (seperti istilah idgham, ikhfa’, macam-macam mad, sifat-sifat huruf dan sebagainya), diajarkan setelah lancar tadarus Al-Qur’an beberapa juz.
m. Syarat kesuksesan, di samping menguasai/menghayati petunjuk mengajar, mesti saja guru fasih dan tartil mengajarnya. Maka seandainya sementara ada asisten yang membantu mengajar jilid 1sedang dia sendiri baru tamat jilid 1 pula, tetapi fasih membacanya, akan lebih baik hasilnya daripada diajari oleh guru yang walau sudah Al-Qur’an tetapi tidak fasih dan tartil bacaannya. Apalagi bagi asisten yang cerdas, dia akan tinggal meniru cara guru ahli sewaktu mengajarnya.[13]
5. Penyebab Kegagalan dalam Pengajaran Iqro’[14]
a. Bacaan ta’awudz atau basmalah yang salah, kerap tidak diperingatkan/dibetulkan.
b. Guru belum menguasai bacaan tartil.
c. Jilid 2, mestinya setiap santri yang belum fasih membaca huruf, guru harus selalu menegur/memberi contohi walaupun santri tetap belum mampu.
d. Guru tidak segera menegur bacaan santri yang cenderung keliru panjang pendeknya.
e. Jilid 4-6, mestinya bagi santri yang cenderung memanjangkan huruf akhir lafal, guru agar memberi 2 alternatif:
1). Bacaan ditekan dengan tegas dan pendek (terputus) atau
2). Membacanya dirangkai cepat dengan lafal berikutnya.
f. Jilid 4-6, mestinya bagi santri yang bacaan Mad Thabi’inya cenderung lebih dari dua harakat, agar diingatkan:
1). Jangan terlalu panjang
2). Diberi contoh bacaan mad-mad yang tepat.
g. Mengapa santri yang keliru baca cenderung bertasydid tidak ditegur/dibenarkan?
h. Jilid 5-6, mestinya peneguran kurang ikhfa’, idgham bighunnah dan iqlab cukup dengan kata-kata “kurang dengung”.
i. Seharusnya guru/ustadz tidak menyalahkan bacaan santri yang tidak mewaqafkan pada akhir lafal-lafal yang tidak bertanda waqaf.
j. Mengapa santri yang salah baca di tengah atau di akhir disuruh mengulang dari awal? Mestinya hanya mengulang yang salah saja.
k. Guru/ustadz kurang komunikatif.
l. Mestinya dalam mengiyakan tidak monoton, namun variatif, misalnya dengan kata-kata “bagus, terus, pintar, cantik, he-eh dan seterusnya.
m. Mestinya bagi santri yang cenderung baca tergesa-gesa, himbauannya tidak dengan kata “terus-terus”, tetapi dengan kata-kata “pelan-pelan saja”.
n. Mestinya peneguran kesalahan santri tidak cenderung bertubi-tubi yang menyebabkan santri bisa tergesa-gesa membacanya.
o. Mengapa bila santri salah, guru/ustadz membetulkannya dengan menuntun?
p. Rupanya sikap/komentar guru/ustadz kurang ramah, kurang lembut dan kurang akrab.
C. Meningkatkan
Kata “meningkatkan” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kata kerja dengan arti antara lain:
1). Menaikkan (derajat, taraf, dsb); mempertinggi; memperhebat (produksi dsb);
2). Mengangkat diri; memegahkan diri.[15]
Sedang Menurut Moeliono seperti yang dikutip Sawiwati, peningkatan adalah sebuah cara atau usaha yang dilakukan untuk mendapatkan keterampilan atau kemampuan menjadi lebih baik.[16]
Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam makna kata “meningkatkan” tersirat adanya unsur proses yang bertahap, dari tahap terendah, tahap menengah dan tahap akhir atau tahap puncak.
Sedangkan “meningkatkan atau peningkatan” yang penulis maksudkan dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan baca Al-Quran siswa kelas VIII MTs Ilham Palembang melalui metode Iqro’ yang secara rinci telah dijelaskan pada langkah-langkah di halaman 25 sampai 31 dalam tulisan ini.
BAB III
SETTING WILAYAH PENELITIAN
A. Sejarah Singkat MTs Ilham Palembang
1. Sejarah MTs Ilham
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ilham palembang yang beralamat di Jalan Supersemar no 1014, Rt. 13 Rw. 01 Kel. Pipa Reja Kecamatan Kemuning Palembang didirikan pada tahun 2001 di atas tanah wakaf Haji Maridun dan atas partisipasi para darmawan dan saat ini telah memiliki gedung sebanyak empat (4) lokal. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ilham sejak berdirinya sebagian besar muridnya atau 98 persen merupakan berasal dari kalangan kurang mampu.
2. Letak Geografis MTs.
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ilham palembang yang beralamat di Jalan Supersemar no 1014, Rt. 13 Rw. 01 Kel. Pipa Reja Kecamatan Kemuning Palembang. Bila ditinjau dari letaknya MTs Ilham cukup strategis, karena selain lokasinya cukup luas untuk suatu proses belajar mengajar juga posisinya cukup menguntungkan bagi lembaga pendidikan tersebut, karena terletak di pusat kota sehingga mudah dijangkau oleh transportasi dari segala jurusan.
B. Subjek Penelitian (Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian)
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Kelas VIII MTs Ilham Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits, semester genap Tahun Pembelajaran 2009/2010.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April s/d Juni semester genap tahun pembelajaran 2009/2010.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa Kelas VIII MTs Ilham Palembang tahun pembelajaran 2009/2010 yang berjumlah 17 orang, dengan rincian 10 laki-laki dan 12 perempuan pada mata Pelajaran Al Quran Hadits dengan pokok bahasan/KD;Al-Qur’an surah pendek pilihan/Menerapkan hukum bacaan lam dan ra dalam Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur. Pelaksanaan perbaikan dilaksanakan dari tanggal 19 April 2010 sampai 30 April 2010.
4. Keadaan Siswa
Jumlah siswa MTs Ilham Palembang Tahun Pembelajaran 2009/2010 berjumlah 40 orang siswa yang terdiri dari 23 orang siswa laki-laki dan 17 orang siswi perempuan (lihat tabel 3, hlm 34).
Tabel 3
Keadaan Siswa MTs Ilham Palembang
Tahun Pembelajaran 2009-2010
NO | KELAS | JENIS KELAMIN | Total | |
LAKI-LAKI | PEREMPUAN | | ||
1 | VII | 5 | 5 | 10 |
2 | VIII | 10 | 2 | 12 |
3 | IX | 8 | 5 | 13 |
JUMLAH | 23 | 17 | 35 |
Sumber: Dokumentasi MTs Ilham Palembang Tahun pembelajaran 2009/2010.
5. Keadaan Guru
Keadaan guru di MTs Ilham Palembang, berdasarkan data yang dihimpun ada 22 orang yang terdiri atas 9 orang guru laki-laki dan 13 orang guru perempuan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4
Keadaan Guru MTs Ilham Palembang
Tahun Pembelajaran 2009/2010
NO | NAMA | L/P | BID. STUDI | KET |
1 | Syahruddin, S. Sos | L | IPS/Sejarah | Ka. Madrasah |
2 | Drs. Jainuddin | L | B.Arab | Waka/Guru |
3 | Komaruddin, BA | L | Q.H/Mulok | Waka/Guru |
4 | Nurul Baiti, S. Sos | P | PKN | Guru |
5 | Asmawati, S. Sos | P | Kesenian | Guru |
6 | Rosmini, S. Ag | P | Al-Qur’an | Guru |
7 | M. Masyaheril, S. Pd | L | MTK | Guru |
8 | Legino Soni Aji, S. Pd. I | L | SKI | Guru |
9 | Drs. Umang Sumarsa | L | Ekonomi | Guru |
10 | Fitriani | P | B.Indonesia | Guru |
11 | Maya Pelita, S. Pd | P | B.Inggris | Guru |
12 | Martini, S. TP | P | IPA | Guru |
13 | Meipilia Halima, S. Pd | P | Matematika | Guru |
14 | Ema Yuneti, SE | P | Ema Yuneti | Guru |
15 | Sagimah | P | Fiqih | Guru |
16 | Musmulyadi | L | PENJASKES | Guru |
17 | Zumrotul M., S. Ag | P | Aqidah Akhlak | Guru |
18 | Ahmad Shaleh, S. Pd. I | L | TIK | Guru |
19 | Lisa Yanti, S. Pd. I | P | B.Arab/BTA | Guru |
20 | An Fauqonurun A., S. Sos | L | BP | Guru |
21 | Ayu Hanis, BA | P | IPA | Guru |
22 | Khomsia, BA | P | Fiqih | Guru |
Sumber: Dokumentasi MTs Ilham Palembang Tahun Pembelajaran 2009/2010
6. Struktur Organisasi
MTs Ilham Palembang dipimpin oleh seorang kepala Madrasah. Kapala Madrasah bertanggung jawab dalam melaksanakan semua kegiatan yang berlangsung di sekolah. Dalam hal ini kepala dibantu oleh wakil kepala madrasah, staf tata usaha dan tenaga-tenaga edukatif/pengajar (lihat diagram 1, hlm. 37).
7. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang baik dan memadai yang ditata dengan teratur akan memberikan nuansa yang menyenangkan bagi segenap warga sekolah dalam melaksanakan tugas atau kegiatan masing-masing.
Keadaan sarana dan sarana MTs Ilham Palembang dapat dilihat pada tabel 5 halaman 38.
Tabel 5
Keadaan Sarana dan Prasarana
MTs Ilham Palembang
No | Nama Sarana & Prasarana | Jumlah | Keterangan |
1 | Ruang Kelas | 3 | Permanen |
2 | Ruang Kepala Sekolah | 1 | Permanen |
3 | Ruang Guru | 1 | Permanen |
4 | Ruang Tata Usaha | 1 | Permanen |
5 | Ruang Perpustakaan | 1 | Permanen |
6 | Mushalla | 1 | Permanen |
7 | Lapangan Upacara | 1 | Baik |
8 | Lapangan Sepakbola | - | - |
9 | Lapangan volly | 1 | Baik |
10 | Lapangan bulutangkis | 1 | Baik |
11 | Wc guru | 1 | Baik |
12 | Wc siswa | 2 | Baik |
13 | Meja guru | 6 | Baik |
14 | Bangku guru | 20 | Baik |
15 | Bangku siswa | 40 | Baik |
16 | Komputer | 1 | Baik |
17 | Printer | 1 | Baik |
18 | Lemari | 2 | Baik |
Sumber: Dokumentasi MTs Ilham Palembang Tahun Pembelajaran 2009/2010.
8. Jadwal Perbaikan Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Tabel 6
Jadwal Perbaikan Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
No | Siklus | Materi | Hari / Tanggal Pelaksanaan |
1 | I | 5.1. Bacaan lam dan ra dalam surah Al-Humazah | Senin, 19 April 2010 |
2 | II | 5.2. Bacaan lam dan ra dalam surah At-Takatsur | Senin, 26 April 2010 |
C. Prosedur Tiap Siklus
Perbaikan pembelajaran dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berlangsung selama dua (2) siklus. Dalam setiap siklus, kegiatan yang dilakukan meliputi :
1. Rencana ;
2. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran ;
3. Pengamatan/Pengumpulan Data ;
4. Refleksi.
a. Siklus I
a). Rencana
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan pada siklus I antara lain:
(a). Membuat rencana perbaikan pembelajaran I dengan Sub Pokok bahasan bacaan lam dan ra dalam surah Al-Humazah.
(b). Menyiapkan buku pegangan.
(c). Menyiapkan lembar observasi siswa (terlampir).
(d). Menyiapkan alat evaluasi. (terlampir).
b). Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran siklus pertama dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 19 April 2010 dengan Sub Pokok bahasan bacaan lam dan ra dalam surah Al-Humazah.
c). Pengamatan / Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilaksanakan pengumpulan data dengan melakukan pengamatan atau observasi terhadap pelaksanaan perbaikan pembelajaran Al-Quran Hadits.
d). Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran pada siklus pertama yang dilaksanakan Senin, 19 April 2010.
b. Siklus II
a). Rencana
Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II antara lain:
1. Membuat rencana perbaikan pembelajaran II dengan Sub pokok bahasan bacaan lam dan ra dalam surah At-Takatsur.
2. Menggunakan metode tunjuk silang.
3. Menyiapkan alat evaluasi (terlampir).
4. Menyiapkan lembar observasi siswa (terlampir).
b). Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada Senin, tanggal 26 April 2010 dengan sub pokok bahasan bacaan lam dan ra dalam surah At-Takatsur.
c). Pengamatan / Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan atau observasi terhadap pelaksanaan perbaikan pembelajaran Al-Qur’an Hadits dengan sub pokok bahasan bacaan lam dan ra dalam surah At-Takatsur.
d). Refleksi
Refleksi terhadap proses pembelajaran pada siklus kedua yang dilaksanakan Senin tanggal 26 April 2010.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kemampuan Membaca Pra Tindakan
Sebelum penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan, terlebih dahulu penulis melakukan kegiatan pra tindakan, yaitu melakukan evaluasi kemampuan menulis siswa kelas VIII dalam bentuk ulangan harian, tugas maupun semester, dan dari tiga nilai ini penulis gabungkan sehingga diperolehlah nilai sebagaimana yang terdaftar pada tabel 7.
Tabel 7
Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas VIII MTs Ilham
Pada Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Pra Tindakan
NO | Nama Siswa | Makhraj (0-50) | Tajwid (0-50) | Nilai Pra Tindakan |
1 | Andrianto | 40 | 30 | 70 |
2 | Apriadi | 20 | 20 | 40 |
3 | Dedi Apriansyah | 30 | 40 | 70 |
4 | Deni Saputra | 40 | 30 | 70 |
5 | Dhimas Yahya Ubidin | 30 | 10 | 40 |
6 | A. Mutamar | 20 | 20 | 40 |
7 | Risky Arianti | 40 | 30 | 70 |
8 | Riko Paliando | 30 | 30 | 60 |
9 | Sukardi | 20 | 20 | 40 |
10 | Desi Finarti | 50 | 20 | 70 |
11 | Reno Margadinata | 50 | 20 | 70 |
12 | Rendi Susanto | 20 | 20 | 40 |
Jumlah | | 680 | ||
Rata- rata kelas : | | 56,66 |
Tabel 7 tersebut menggambarkan bahwa rata-rata siswa kelas VIII MTs Ilham Palembang pada pra tindakan hanya 56,66. Dan karenanya akan dijadikan perbandingan untuk upaya peningkatan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa.
Diagram 2
Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Siswa Kelas VIII MTs Ilham
Dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Pra Tindakan
Diagram 2 menggambarkan persentase peningkatan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas VIII MTs Ilham Palembang pada pra siklus, yaitu sebesar 50%.
2. Siklus I
a. Rencana
Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan di Kelas VIII MTs Ilham, pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, dengan jumlah siswa 12 orang, dengan rincian 10 laki-laki dan 2 perempuan. Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan dari tanggal 19 April 2010 sampai dengan tanggal 30 April 2010 dengan waktu perbaikan jam pelajaran ( 2 x 40 menit ) setiap siklus.
Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 19 April 2010 yang bertempat di Kelas VIII MTs Ilham Palembang, dengan jumlah siswa 12 orang yang terdiri atas 10 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan. Mata pelajaran yang peneliti berikan adalah Al-Qur’an Hadits dengan pokok bahasan Al-Qur’an surah pendek pilihan.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada tanggal 19 April 2010 yang bertempat di Kelas VIII MTs Ilham Palembang, dengan jumlah siswa 12 orang yang terdiri atas 10 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan. Mata pelajaran yang peneliti berikan adalah Al-Qur’an Hadits, dengan materi pokok Al-Qur’an surah pendek pilihan.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain:
1. Apersepsi dengan tanya jawab tentang materi.
2. Memotivasi siswa agar aktif mengikuti pelajaran.
3. Memberi kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal yang belum jelas yang berhubungan dengan materi yang dijelaskan.
4. Melakukan observasi terhadap aktivitas siswa.
5. Melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa.
c. Pengamatan / Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan atau observasi terhadap pelaksanaan perbaikan pembelajaran Al-Quran Hadits (instrumen terlampir).
Tabel 8
Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Siswa Kelas VIII MTs Ilham
Pada Perbaikan Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Siklus I
NO | Nama Siswa | Makhraj (0-50) | Tajwid (0-50) | Nilai Siklus I |
1 | Andrianto | 40 | 30 | 70 |
2 | Apriadi | 30 | 20 | 50 |
3 | Dedi Apriansyah | 30 | 30 | 60 |
4 | Deni Saputra | 40 | 30 | 70 |
5 | Dhimas Yahya Ubidin | 50 | 20 | 70 |
6 | A. Mutamar | 40 | 30 | 70 |
7 | Risky Arianti | 40 | 30 | 70 |
8 | Riko Paliando | 30 | 30 | 60 |
9 | Sukardi | 30 | 40 | 70 |
10 | Desi Finarti | 50 | 20 | 70 |
11 | Reno Margadinata | 50 | 20 | 70 |
12 | Rendi Susanto | 40 | 30 | 70 |
Jumlah | | 800 | ||
Rata- rata kelas : | | 66,66 |
Pada tabel 8 di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa kelas VII MTs Ilham Palembang pada siklus I sebesar 66,66 atau terjadi peningkatan sebesar 10 point dibandingkan nilai rata-rata pada tahap pra tindakan yang hanya sebesar 56,66.
Tabel 9
Ketuntasan Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Siswa Kelas VIII MTs Ilham
Dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Pra Tindakan dan Siklus I
Nilai rata- rata | Siklus Pembelajaran | |
Pra Siklus | Siklus I | |
56,66 | 66,66 | |
% Ketuntasan siswa | 50 | 75 |
Pada tabel 9 di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa kelas VII MTs Ilham Palembang pada siklus I sebesar 66,66 atau terjadi peningkatan sebesar 10 poin dibandingkan nilai rata-rata pada tahap pra tindakan yang hanya sebesar 56,66. Disamping itu ketuntasan belajar siswa kelas VIII MTs Ilham Palembang juga mengalami peningkatan yang cukup berarti yakni dari 50% pada pra tindakan menjadi 75% pada siklus I dan ini artinya telah terjadi peningkatan sebesar 25% dari tahap pra tindakan hingga tindakan siklus I.
Diagram 3
Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Siswa Kelas VIII MTs Ilham
Dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Pra Siklus dan Siklus I
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, sebelum pembelajaran jumlah yang memperoleh nilai 70 hanya 6 0rang atau 50%. Hal ini disebabkan antara lain:
a) Dari faktor guru, kurang mensosialisasikan metode iqro’.
b) Siswa belum akrab dengan metode iqro’.
Untuk mengatasi poin a) dan b) pada pra siklus di atas yang dilakukan peneliti adalah:
a) menjelaskan pengertian metode iqro’.
b) Siswa dimotivasi tentang pentingnya metode iqro’.
Setelah diadakan perbaikan pada siklus I jumlah siswa yang mendapat nilai 70 mencapai 9 siswa atau 75%. Namun demikian belum mencapai target yang diinginkan. Hasil belajar siswa kurang memuaskan. Hal ini disebabkan antara lain:
a) Ada beberapa siswa yang mengantuk dikelas
b) Terbatasnya waktu jam pelajaran
Untuk mengatasi poin a) dan b) pada siklus I di atas yang dilakukan peneliti adalah:
a) menyajikan humor ringan, dan
b) Beberapa dari siswa yang telah tuntas belajar diminta untuk membimbing teman lain yang belum bisa
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran I atau pada siklus I dengan upaya yang dilakukan adalah menggunakan metode iqro’, ternyata hasilnya bisa meningkat. Dari jumlah 12 siswa, yang mendapat nilai 70 ke atas sudah 9 orang atau 75% dengan nilai rata-rata kelas 66,66.
Sedangkan berdasarkan hasil pengamatan terhadap hasil perbaikan siklus I dengan menggunakan tunjuk silang, ternyata masih ada beberapa siswa yang mendapat nilai di bawah 70. Dari jumlah keseluruhan 12 siswa dalam perbaikan siklus I masih ada 3 siswa yang nilainya di bawah 70. Ini berarti pembelajaran belum dikatakan berhasil atau dengan kata lain perbaikan pembelajaran harus tetap dilanjutkan sampai kriteria ketuntasan 100% tercapai.
b. Siklus II
a). Rencana
Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II antara lain:
1. Membuat rencana perbaikan pembelajaran II dengan Sub pokok bahasan bacaan lam dan ra dalam surah At-Takatsur.
2. Menggunakan metode iqro’
3. Menyiapkan alat evaluasi
4. Menyiapkan lembar observasi siswa
b). Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada Senin, tanggal 26 April 2010 dengan sub pokok bahasan bacaan lam dan ra dalam surah At-Takatsur dengan menggunakan metode Iqro’. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
1. Guru mengkondisikan kelas
ü Membaca doa bersama sebelum belajar
ü Mengabsen siswa
ü Mengemukakan tujuan pembelajaran “Peserta didik/siswa menerapkan bacaan ل ( lam) dan ر ( ra ) dalam QS. Al-Humazah dan At- Takatsur. ”
ü Apersepsi; melontarkan pertanyaan kepada siswa, ”Siapa yang ingin membaca surah At-Takatsur?”.
ü Peserta didik menyiapkan buku paket dan peralatan tulis.
2. Bagian pertama
ü Membacakan materi tentang “menerapkan bacaan ل ( lam) dan ر ( ra ) dalam QS. Al-Humazah dan At-Takatsur”.
ü menunjuk salah satu siswa maju ke depan kelas berperan sebagai guru untuk membaca dan menjelaskan tempat-tempat ل ( lam) dan ر ( ra ) dalam QS. Al-Humazah secara bergiliran di antara siswa hingga tuntas sampai akhir surah.
ü Menunjuk salah satu siswa maju ke depan kelas berperan sebagai guru untuk membaca dan menjelaskan tempat- tempat ل ( lam) dan ر ( ra ) dalam At-Takatsur secara bergiliran di antara siswa hingga tuntas sampai akhir surah
ü Siswa (secara acak) diminta menyebutkan kembali tempat-tempat ل ( lam) dan ر ( ra ) dari masing- masing surah di depan kelas.
ü Siswa menyalin tempat-tempat ل ( lam) dan ر ( ra ) dalam QS. Al-Humazah dan At-Takatsur
ü Guru menganjurkan agar siswa mempraktekkan bacaan ل ( lam) dan ر ( ra ) QS. Al-Humazah dan At-Takatsur.
ü Mengadakan tanya jawab tentang hukum bacaan ل ( lam) dan ر ( ra ) dalam QS. Al-Humazah dan At-Takatsur.
3. Bagian kedua
ü Menyimpulkan pelajaran
ü Memberitahukan pelajaran yang akan datang
ü Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah/doa
4. Guru melakukan observasi terhadap aktifitas siswa
5. Melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa
c). Pengamatan / Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan atau observasi terhadap pelaksanaan perbaikan pembelajaran Al-Qur’an Hadits dengan sub pokok bahasan bacaan lam dan ra dalam surah At-Takatsur (instrumen terlampir).
Tabel 10
Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Siswa Kelas VIII MTs Ilham
Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits
Siklus II
NO | Nama Siswa | Makhraj (0-50) | Tajwid (0-50) | Nilai Siklus II |
1 | Andrianto | 50 | 40 | 90 |
2 | Apriadi | 40 | 40 | 80 |
3 | Dedi Apriansyah | 50 | 40 | 90 |
4 | Deni Saputra | 40 | 40 | 80 |
5 | Dhimas Yahya Ubidin | 50 | 30 | 80 |
6 | A. Mutamar | 40 | 30 | 70 |
7 | Risky Arianti | 40 | 30 | 70 |
8 | Riko Paliando | 30 | 40 | 70 |
9 | Sukardi | 30 | 40 | 70 |
10 | Desi Finarti | 50 | 20 | 70 |
11 | Reno Margadinata | 50 | 30 | 80 |
12 | Rendi Susanto | 40 | 30 | 70 |
Jumlah | | 920 | ||
Rata- rata kelas : | | 76,66 |
Pada tabel 10 di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa kelas VII MTs Ilham Palembang pada siklus II sebesar 76,66 atau terjadi peningkatan sebesar 10 poin dibandingkan nilai rata-rata pada tahap siklus I yang hanya sebesar 66,66.
Dari tabel 10 tersebut juga dapat diketahui bahwa dari 12 siswa, yang telah memperoleh nilai 70 ke atas juga sebanyak 12 orang, dan tidak ada siswa yang nilainya di bawah 70.
Diagram 4
Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Siswa Kelas VIII MTs Ilham
Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits
Siklus II
d). Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran pada siklus kedua yang dilaksanakan Senin tanggal 26 April 2010, bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus kedua sudah terjadi peningkatan hasil belajar yang maksimal.
Berdasarkan hasil pengamatan pembelajaran Al-Qur’an Hadits, pada siklus I jumlah yang memperoleh nilai 70 baru mencapai 9 siswa atau 75%. Setelah diadakan perbaikan pada siklus II jumlah siswa yang mendapat nilai 70 ke atas mencapai 12 siswa atau 100%. Dengan demikian target yang diinginkan sudah tercapai dan hasil belajar siswa sudah memuaskan.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran II atau pada siklus II dengan upaya yang dilakukan adalah menggunakan metode iqro’, ternyata hasilnya bisa meningkat. Dari jumlah 12 siswa yang mendapat nilai 70 ke atas sudah 12 orang atau 100%, dengan nilai rata-rata kelas 76,66.
A. Siklus I
Berdasarkan pengamatan terhadap upaya perbaikan siklus I ternyata penggunaan metode iqro’ pada pelajaran Al-Qur’an Hadits di kelas VIII MTs Ilham Palembang terbukti efektif, sebab dengan menggunakan metode iqro’ siswa lebih mengerti dan memberikan tanggapan terhadap materi yang disajikan. Walaupun pada siklus I telah menggunakan metode iqro’, namun siswa belum mencapai nilai yang diharapkan.
B. Siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap upaya perbaikan pembelajaran siklus II, ternyata penggunaan metode iqro’ pada pelajaran Al-Qur’an Hadits di kelas VIII MTs Ilham Palembang sangat efektif, sebab dengan menggunakan metode iqro’ hasil belajar siswa dapat meningkat lebih baik. Pada pembelajaran siklus II telah menggunakan metode iqro’, ternyata evaluasi dapat meningkat dan karena ketuntasan belajar telah mencapai 100% maka penelitian ini dihentikan.
Tabel 11
Ketuntasan Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas VIII MTs Ilham
Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Antar Siklus
Nilai rata- rata | Siklus Pembelajaran | ||
Pra Siklus | Siklus I | Siklus II | |
56,66 | 66,66 | 76,66 | |
% Ketuntasan siswa | 50 | 75 | 100 |
Pada tabel 11 di atas dapat diketahui perbandingan nilai rata-rata siswa kelas VII MTs Ilham Palembang pada tiap tahapan yaitu tahap pra tindakan sebesar 56,66, tahap siklus I sebesar 66,66, dan siklus II sebesar 76,66. Disamping itu dapat dilihat pula perbandingan ketuntasan belajar siswa dari setiap tahap yaitu 50% pada tahap pra tindakan, 75% pada tahap siklus I dan 100% pada tahap siklus II.
Diagram 5
Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Siswa Kelas VIII MTs Ilham
Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits
Siklus II
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan melalui Penelitian Tindakan Kelas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
penggunaan metode iqro’ telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa-siswi pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di kelas VIII MTs Ilham Palembang.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas disarankan agar:
1. Guru Pendidikan Agama Islam mencoba menerapkan metode iqro’ pada mata pelajaran Al-Quran Hadits di tempat tugas masing-masing.
2. Berdasarkan pengalaman melaksanakan pelatihan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK), kiranya perlu ada kelompok kerja di antara guru untuk selalu bertukar pikiran dan pengalaman berkenaan dengan masalah dan tugas mengajar sehari-hari.
3. Guru harus dapat menjaga dan membina keterlibatan aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran agar daya serap anak terhadap materi yang diberikan guru menjadi lebih mantap.
4. Guru harus menguasai berbagai kemampuan. Salah satu kemampuan yang harus dikuasai adalah mengembangkan diri secara profesional. Guru tidak hanya dituntut menguasai materi ajar atau mampu menyajikannya secara tepat, tetapi juga dituntut mampu melihat/menilai kinerjanya sendiri. Kemampuan ini berkaitan dengan penelitian, yang dalam konteks ini ruang lingkupnya berada seputar kelas, yakni penelitian di kelas itu sendiri.
[1]Yuliani Indrawati, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Matematika dalam Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Pada Sekolah Menengah Atas Kota Palembang”, Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya, Vo. 4, No. 3 (7 Juni, 2006), hlm. 47.
[3]Hasan Alwi, Op. Cit, hlm. 83.
[4]Ali bin Muhammad Al-Jarjani, At- Ta’riifaat, (Beirut: Darul Kutub Al- ‘Ilmiyah, 1988), Cet. Ke-3, hlm. 174.
[5]Abdul Wahhab Khallaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam (Usahulul Fiqh), terj. Noer Iskandar Al-Barsany, (Jakarta:RajaGrafindo Perdsada, 1996), Cet.Ke-6, hlm. 22.
[6]Manna’ Khalil Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, terj., Mudzakir. AS, (Jakarta: Litera AntarNusa, 1994), Cet. Ke-2, hlm. 15-16.
[7]Jalaluddin, Op. Cit., hlm. 10-12
[8] Budiyanto, et. al., RINGKASAN Pembinaan Pengelolaan, Pembinaan dan Pengembangan Gerakan Membaca, Menulis, Memahami, Mengamalkan, dan Memasyarakatkan Al-Qur’an (Gerakan M5A), (Yogyakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an LPTQ Nasional, 2003), hlm. 1.
[9] As’ad Humam., BUKU IQRO’, Cara Cepat Belajar Al-Qur’an Jilid 1, (Yogyakarta: Balai Litbang LPTQ Nasional Team Tadarus AMM Yogyakarta, 2000).
[10]As’ad Humam., BUKU IQRO’, Cara Cepat Belajar Al-Qur’an Jilid 1, (Yogyakarta: Balai Litbang LPTQ Nasional Team Tadarus AMM Yogyakarta, 2000), hlm. 26.
[11] As’ad Humam., BUKU IQRO’, Cara Cepat Belajar Al-Qur’an Jilid 1, (Yogyakarta: Balai Litbang LPTQ Nasional Team Tadarus AMM Yogyakarta, 2000), hlm. 27.
[12] As’ad Humam., BUKU IQRO KLASIKAL’, Cara Cepat Belajar Al-Qur’an Sistem Klasikkal, (Yogyakarta: Balai Litbang LPTQ Nasional Team Tadarus AMM Yogyakarta, 1995), hlm. 60.
[13] Budiyanto, et. al., RINGKASAN Pembinaan Pengelolaan, Pembinaan dan Pengembangan Gerakan Membaca, Menulis, Memahami, Mengamalkan, dan Memasyarakatkan Al-Qur’an (Gerakan M5A), (Yogyakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an LPTQ Nasional, 2003), hlm. 38-40.
[14] Budiyanto, et. al., RINGKASAN Pembinaan Pengelolaan, Pembinaan dan Pengembangan Gerakan Membaca, Menulis, Memahami, Mengamalkan, dan Memasyarakatkan Al-Qur’an (Gerakan M5A), (Yogyakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an LPTQ Nasional, 2003), hlm. 44-46
[15] Ibid., hlm. 1197-1198.
[16] Sawiwati, “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas III SDN 3 Makarti Jaya Tentang Ciri-Ciri Makhluk Hidup Melalui Metode Demonstrasi”, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Palembang: Perpustakaan UT, 2009), hlm. 4, t.d.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar