Selamat Datang

Assalamu'alaikum, wr wb.
Silahkan melihat, mempelajari atau mengunduh isi materi artikel dalam blog ini, juga sampaikan tabayyun demi kebaikan bersama, dan jangan lupa do'a buat pemilik blog ini. Semoga bermanfaat, Wassalam.

Rabu, 22 Juni 2011

_Psikologi dalam Al-Qur’an_Pengaruh Motivasi dan Nilai Terhadap Perhatian dan Persepsi

Motivasi dan nilai-nilai individu akan mempengaruhi perhatian dan persepsinya. Ini terungkap dalam banyak hasil penelitian eksperimen moderen. Kenyataan ini pun telah ditunjukkan Al-Qur’an pada banyak tempat ketika menerangkan keimanan dapat membuat kaum mukminin siap dan penuh perhatian untuk menyimak Ayat-ayat Al-Qur’an yang akan diturunkan, lalu merekapun memahaminya dengan penuh kesadaran dan pemahaman yang akurat.
Sebaliknya, ayat-ayat yang sama tidak memberikan pengaruh yang sama kepada orang-orang musyrik. Pendengaran, persepsi, dan pemahaman mereka dalam keadaan lalai. Berikut ini adalah beberapa contoh yang dikatakan Al-Qur’an dalam menggambarkan keadaan lalai yang disebabkan kemusyrikan dan ketidakberimanan kepada Allah. Hal inilah yang menjadikan indra orang-orang musyrik tidak bekerja melaksanakan fungsinya.

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آَذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ (179)
Artinya:
“Dan sungguh Kami jadikan untuk (penghuni) neraka jahannam itu kebanyaakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami; mereka mempunyai mata, tetapi tidak dipergunakan untuk melihat; dan mereka mempunyai telinga, tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar. Nereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” QS. Al-A’raf [7] : 179.

قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آَمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ وَالَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ فِي آَذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى أُولَئِكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ (44)
Artinya:
“....Katakanlah,’Ia merupakan petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman itu pada telinga mereka ada sumbatan, sedang ia merupakan kegelapan bagi mereka. Mereka (seperti) diseru dari suatu tempat yang jauh’. QS. Fushshilat [41]:44

أُولَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ (23)

Artinya:
“Mereka itu adalah orang-orang yang dilaknati Allah, lalu Dia menjadikan mereka tuli dan membuat penglihatan mereka buta.” QS. Muhammad [47]:23

أَفَأَنْتَ تُسْمِعُ الصُّمَّ أَوْ تَهْدِي الْعُمْيَ وَمَنْ كَانَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (40)

Artinya:
“Maka apakah kamu dapat memperdengarkan kepada orang-orang yang tuli, atau memberi petunjuk kepada orang yang buta (mata hatinya) dan kepada orang yang berada dalam kesesatan yang nyata?” QS. Az-Zukhruf [43]:40.

مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِي اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهُ ذَهَبَ اللَّهُ بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُمَاتٍ لَا يُبْصِرُونَ (17) صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ (18)
Artinya:
“Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api. Setelah api itu menerangi sekitarnya, Allah menghilangkan cahaya mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. (Mereka itu) tuli, bisu, dan buta. Oleh karena itu, tidakkah mereka dapat kembali.” QS. Al-Baqarah [2]:17-18

وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآَيَاتِنَا صُمٌّ وَبُكْمٌ فِي الظُّلُمَاتِ (39)
Artinya:
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah tuli, bisu, dan berada dalam kegelapan ...” QS Al-An’am [6]:39

أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ (23)
Artinya:
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya, dan Allah telah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya, dan Dia telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan penutup pada pengelihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah? Maka tidakkah kalian ingat?” QS. Al-Jatsiyah [45]:23

إِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتَى وَلَا تُسْمِعُ الصُّمَّ الدُّعَاءَ إِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِينَ (80) وَمَا أَنْتَ بِهَادِي الْعُمْيِ عَنْ ضَلَالَتِهِمْ إِنْ تُسْمِعُ إِلَّا مَنْ يُؤْمِنُ بِآَيَاتِنَا فَهُمْ مُسْلِمُونَ (81)
Artinya:
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat menjadikan orang-orang mati dapat mendengar dan tidak pula dapat menjadikan orang-orang tuli dapat mendengar penggilan, apabila merekaa telah berpaling membelakang. Dan tidaklah kamu dapat menunjukkan orang-orang buta dari kesesatan mereka. Tidaklah kamu dapat menjadikan (seorang pun) dapat mendengar, kecuali orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami, lalu mereka berserah diri.” QS. An-Naml [80-81]

Di antara fenomena pengaruh motivasi terhadap persepsi adalah penyimpangan atas hakikat sesuatu. Terkadang, manusia melihat sesuatu yang baik tampak buruk, dan terkadang pula melihat sesuatu yang buruk tampak baik. Al-Qur’an telah mengisyaratkan penyimpangan persepsi yang ditimbulkan oleh motivasi, kecenderungan dan hawa nafsu.
أَفَمَنْ زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآَهُ حَسَنًا (8)
Artinya:
“Maka apakah orang-orang yang dijadikan (setan) memandang indah perbuatannya yang buruk....” QS Fathir [35]:8

أَفَمَنْ كَانَ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّهِ كَمَنْ زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءَهُمْ (14)
Artinya:
“Maka apakah orang yang berada pada bukti yang nyata dari Rabb-Nya sama dengan orang yang dijadikan memandang baik perbuatan buruknya, dan merekapun memperturutkan hawa nafsu mereka.” QS. Muhammad [47]:14

Beberapa penelitian psikoanalisis membultikan bahwa manusia cenderung enggan memahami sesuatu yang membuatnya resah dan gelisah serta hal-hal yang bertentangan dengan keinginan dan hawa nafsunya.
Wallahu A’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar