PERSEPSI DI LUAR JANGKAUAN INDRA
Ada persepsi jenis lain yang tidak biasa. Persepsi ini oleh psikolog dinamakan persepsi di luar cakupan indra (extrasensory perception). Misalnya, telestesia, yaitu melihat sesuatu atau kejadian yang jauh di luar jangkauan indra penglihat, telepati, yaitu mengetahui kata hati atau pikiran seseorang yang juga biasanya berada di tempat yang jauh; istihtaf, yaitu mendengar seruan atau pembicaraan dari tempat jauh di luar jangkauan indra pendengar.
Pada zaman moderen, beberapa psikolog tertarik untuk meneliti fenomena-fenomena tersebut. Mereka mengadakan banyak eksperimen tentang fenomena-fenomena tersebut. Hanya saja hasil yang mereka capai belum akurat dan ajeg untuk membantu kita memahami fenomena-fenomena tersebut dengan gamblang.
Jenis persepsi di luar jangkauan indra ini tidak ada pada semua orang, tetapi hanya pada segelintir orang yang memiliki bakat khusus. Bakat khusus itu merupakan gambaran kejernihan spiritual yang dapat membantu mereka dengan kesadaran yang luar biasa. Hal ini membuat mereka dapat melampaui batas-batas tempat untuk mengetahui sesuatu atau kejadian yang jauh dari mereka atau terhalang oleh batas-batas tempat. Al-Qur’an mengemukakan sebuah contoh jenis persepsi yang luar biasa ini yang terjadi pada Nabi Ya’qub a.s. saat Nabi Ya’qub a.s. mencium bau putranya, Nabi Yusuf a.s., ketika kafilah yang membawa baju Nabi Yusuf a.s. bergerak meninggalkan negeri Mesir, padahal jaraknya sejauh perjalanan beberapa hari dari tempat Nabi Ya’qub a.s. berada.
وَلَمَّا فَصَلَتِ الْعِيرُ قَالَ أَبُوهُمْ إِنِّي لَأَجِدُ رِيحَ يُوسُفَ لَوْلَا أَنْ تُفَنِّدُونِ (94)
Artinya:
“Dan tatkala kafilah itu telah keluar, berkatalah ayah mereka, ‘Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, andai kalian tidak menuduhku lemah akal’.
QS. Yusuf [12] :94.
Kemampuan Nabi Ya’qub a.s. mencium bau Nabi Yusuf a.s. dari tempat jauh, yang hanya dapat ditempuh unta setelah perjalanan beberapa hari itu, secara jelas menunjukkan fenomena persepsi di luar jangkauan indra.
Di antara mukjizat Nabi Isa a.s. yang diberitakan Al-Qur’an adalah dapat mengabari orang-orang perihal makanan yang mereka makan serta barang-barang yang mereka simpan di rumah.
وَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا تَأْكُلُونَ وَمَا تَدَّخِرُونَ فِي بُيُوتِكُمْ (49)
Artinya :
“…. Dan aku dapat memberitahu kalian apa yang kalian makan dan apa yang kalian simpan di rumah kalian ….” QS. Ali Imran [3] : 49.
Boleh jadi mukjizat tersebut merupakan jenis telestesia yang khusus diberikan Allah SWT. Kepada Nabi Isa a.s. dapat mengetahui sesuatu yang tak terlihat dan di luar jangkauan indra penglihat. Namun, boleh jadi hal tersebut merupakan ilham Ilahiah.
Dalam kitab As-Sunnatu wa Tarikhush Shahaabati wa Tashawuf terdapat beberapa contoh persepsi di luar jangkauan indra, yang oleh kalangan sufi dikenal dengan istilah kasyaf [ketersingkapan]. Imam Muslim meriwayatkan bahwa Nabi . Muhammad Saw. Bersabda :
111 - (425) حدثني أبو غسان المسمعي. حدثنا معاذ (يعني ابن هشام) حدثني أبي. ح وحدثنا محمد بن المثنى. حدثنا ابن أبي عدي عن سعيد. كلاهما عن قتادة، عن أنس؛ أن نبي الله صلى الله عليه وسلم قال:
"أتموا الركوع والسجود. فوالله! إني لأراكم من بعد ظهري، إذا ما ركعتم وإذا ما سجدتم". وفي حديث سعيد "إذا ركعتم وإذا سجدتم".
"أتموا الركوع والسجود. فوالله! إني لأراكم من بعد ظهري، إذا ما ركعتم وإذا ما سجدتم". وفي حديث سعيد "إذا ركعتم وإذا سجدتم".
Artinya:
“Sempurnakanlah ruku’ dan sujud! Sebab, demi Allah, dari balik punggungku, aku benar benar melihat kalian, ketika kalian ruku’ dan sujud.”
(Kitabush Shalat_Bab_Al-Amr bitahsiinish sholati wa itmaamuha wal khusyu’ fiha, No. Hadits: (425)-111. [Software Hadits] Mausuu’ah Al-hadiitsi An-Nabawi Asy-Syariif Ash-Shihhah was Sunan wal Masaaniid, Shahih Muslim, www.IslamSpirit.com).
Kemampuan Rasulullah SAW. Melihat para shahabat dari balik punggungnya saat mereka sedang ruku’ dan sujud juga merupakan telestesia. Sebaba dengan keheningan kalbu dan kejernihan spiritual, Nabi SAW. Mampu melihat sesuatu yang berada di luar jangkauan pengelihatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar