Selamat Datang

Assalamu'alaikum, wr wb.
Silahkan melihat, mempelajari atau mengunduh isi materi artikel dalam blog ini, juga sampaikan tabayyun demi kebaikan bersama, dan jangan lupa do'a buat pemilik blog ini. Semoga bermanfaat, Wassalam.

Jumat, 17 Juni 2011

MENGINGAT SESUATU SEBAGAI HASIL BELAJAR



Belajar terjadi bila ada hasilnya yang dapat diperlihatkan. Bila kita mengajarkan bahwa ELSAVADOR suatu negara di Amerika Tengah, maka ia harus mengingatnya dan menjawab bila ia ditanya tentang itu, walaupun dalam jangka waktu yang pendek sekali setelah diajarkan. Jadi bahwa belajar terjadi hanya dapat diketahui bila ada sesuatu diingat dari apa yang dipelajari itu. Suatu fakta yang dipelajari harus dapat diingat dengan baik segera setelah diajarkan. Akan tetapi dalam jangka waktu yang tertentu dapat terjadi perubahan, karena yang diingat itu dapat dilupakan sebagian atau seluruhnnya. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain: [1] jumlah hal yang dipelajari dalam waktu tertentu, [2] adanya kegiatan-kegiatan lain sesudah belajar, yang merupakan ‘interference’, mengganggu apa yang diingat itu, [3] waktu yang lewat setelah berlangsungnya belajar itu, yang kuga dapat mengandung kegiatan yang mengganggu.
Namun dalam pendidikan penting sekali agar hal-hal tertentu jangan dilupakan segera, sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran selanjutnya. Apa yang dipelajari di SD banyak yang diperlukan di SM dan selanjutnya di Perguruan Tinggi. Masa liburan merupakan masa kritis bagi siswa karena banyak dilupakan dalam periode itu.

Apakah yang diingat?
Seorang dapat mengingat gambar yang telah pernah dilihatnya, mengingat kata-kata yang baru dipelajarinya, atau mengingat bagaimana cara memcahkan hitungan. Apakah ketiga macam itu sama? Rasanya tidak. Yang pertama lebih baik disebut mengenal [recognition], yang kedua mengingat kembali informasi verbal, atau recall of verbal information dan yang ketiga yang mengenai keterampilan intelektual yang disebut reinstatement atau merumuskan kembali atau menggunakannya dalam situasi yang baru.

Recognition (Mengenal Kembali)
Seorang dapat mengenal kembalis suatu gambar, lagu, bau wangi yang telah pernah dilihat, didengar atau diciumnya sebelumnya. Mengenal kembali ini lebih mantap dari bentuk ingatan lainnya. Dengan mengenal kembali orang dapat membedakan sesuatu dari hal hal lainnya.

Recall of Verbal Information (Mengingat kembali informasi Verbal)
Anak-anak demikian pula orang dewasa dapat mengingat kembali kata-kata yang telah pernah didengar atau dipelajarinya. Menyatakan kembali apa yang dipelajari lebih sukar daripada sekedar mengenal sesuatu kembali. Recall ini banyak diselidiki, namun masih banyak lagi aspek-aspeknya yang belum dipahami sepenuhnya. Banyak yang diingat berkat asosiasi, bila dua hal dipelajari bersamaan. Ini juga disebut prinsip ‘contiguity’, yakni bila dua hal dipelajari pada saat yang bersamaan. Ada pula yang mengemukakan prinsip ‘subsumption’, yakni bahwa hal yang baru itu diintegrasikan dalam struktur pengertian yang telah ada.
Asosiasi antara hal-hal yang diingat tak selalu dihubungkan dengan cara yang bermakna akan tetapi karena kedua hal itu sering ditemukan bersama, seperti bulan dan bintang, gunung dan lembah, pahit getir. Adapula yang diingat dalam organisasi tertentu. Misalnya dalam asosiasi bebas, bila disebut dengan nama binatang lainnya, jadi sebagai suatu kelompok.

Reinstatement of Intellectual Skills (Menggunakan keteramplan intelektual)
Bila seseorang dihadapkan pada suatu soal, misalnya soal fisika, maka ia harus mengingat bermacam-macam hal yang berkenaan dengan jenis-jenis belajar seperti diskriminasi, rangkaian, klasifikasi, menggunkan aturan atau hukum, dan pemecahan masalah. Untuk mengingat hasil belajar pada tingkat yang lebih tinggi harus dikuasai hasil belajar pada tingkat yang lebih rendah. Dalam ‘reinstatement’ ini tidak cukup hanya mengenal atau mengingat kembali, walaupun itu juga diperlukan, akan tetapi kemampuan untuk menggunakan hasil belajar yang lampau dalam situasi-situasi yang baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar