Stratifikasi Sosial dalam Al-Qur’an
Dalam setiap ajaran agama, khususnya ajaran Islam, muncul istilah keadilan sosial. Secara implisit, istilah ini menandakan adanya kelas-kelas atau tingkatan-tingkatan dalam setiap masyarakat, baik tingkatan-tingkatan tersebut didasarkan pada ekonomi, pendidikan, status, atau kekuasaan. Di samping tingkatan-tingkatan tersebut, terdapat pula perbedaan jenis kelamin, ras, suku bangsa, warna kulit, bahasa, bentuk tubuh, dan sebagainya. Hal tersebut tidak dimaksudkan untuk membeda-bedakan keberadaan manusia satu sama lain, melainkan hanya untuk menunjukkan kebesaran dan kekuasaan Allah.
Manusia diciptakan Allah lengkap dengan potensi akal dan nafsu. Dengan akal dan nafsu, manusia mempunyai keinginan untuk mengembangkan hidupnya. Karena itulah, muncul persaingan antar mereka untuk saling mengungguli dan saling menguasai dalam berbagai bidang kehidupannya, baik di bidang ekonomi, kekuasaan, ilmu pengetahuan, teknologi, budaya ataupun bidang kehidupan lainnya.
Persaingan tersebut lambat laun semakin menajam sehingga ada yang unggul dan ada yang diungguli, ada yang menang dan ada yang kalah. Pihak yang unggul menjadi kelompok yang berkuasa dan yang diungguli menjadi kelompok yang dikuasai. Dari fenomena seperti ini, lahirlah pembedaan-pembedaan eksistensi manusia yang semula diciptakan sama derajatnya menjadi terpilah-pilah pada lapisan-lapisan tertentu, sehingga muncul kelas-kelas dalam suatu masyarakat atau yang disebut dengan sistem stratifikasi sosial.
Dalam Al-Qur’an, banyak isyarat yang menunjukan adanya strata sosial, meskipun tidak secara tegas mengemukakan bentuk stratifikasi sosial tersebut. Isyarat-isyarat itu, ada yang stratanya didasarkan pada pemilikan ekonomi, jenis kelamin, status sosial, hubungan kekerabatan, etnik atau ras, keagamaan, pengetahuan, pekerjaan, dan lain-lain. Di antara ayat-ayat yang berhubungan dengan strata sosial tersebut antara lain:
1. Strata sosial atas dasar pemilikan ekonomi:
وَاللَّهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ فِي الرِّزْقِ فَمَا الَّذِينَ فُضِّلُوا بِرَادِّي رِزْقِهِمْ عَلَى مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَهُمْ فِيهِ سَوَاءٌ أَفَبِنِعْمَةِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ
Artinya:
“Dan Allah melebihkan sebagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang yang dilebihkan rezekinya itu tidak mau memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama-sama merasakan rezeki itu. Maka megapa mereka mengingkari nikmat Allah.” QS. An-Nahl [16]: 71.
2. Strata sosial atas dasar jenis kelamin dan hubungan kekerabatan:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً
Artinya:
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri dan daripadanya Allah menciptakan istrinya, dan dari keduanya Allah mengembangbiakan laki-laki dan perempuan yang banyak...” QS. An-Nisa’ [4]:1
يُوصِيكُمُ اللَّهُ فِي أَوْلَادِكُمْ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْأُنْثَيَيْنِ
Artinya:
“Allah mensyariatkan bagimu (tentang pembagian pusaka) untuk anak-anakmu, yaitu bagian seorang laki-laki sama dengan bagian dua anak perempuan...” QS. An-Nisa’ [4]: 11
3. Strata sosial atas dasar status sosial:
وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
Artinya:
“Dan masing-masing orang memperoleh derajat yang seimbang dengan apa yang dikerjakannya, dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” QS. Al-An’am [6]:132.
Artinya:
“Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? Yaitu membebaskan budak dari perbudakan.” QS. Al-Balad : 12-13
4. Strata sosial atas dasar etnik atau ras:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا
Artinya:
“Hai manusia-manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling mengenal.” QS. Al-Hujurat : 13
5. Strata sosial atas dasar keagamaan:
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (1) لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (3) وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4)
Artinya:
“Katakanlah hai orang-orang kafir, “Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah, dan aku tidak akan menjadi penyembah yang kamu sembah, dan kamu tidak pula menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku.” QS. Al-Kafirun: 1-4
6. Strata sosial atas dasar kepemilikan ilmu pengetahuan:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
Artinya:
“....Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat...” QS. Al-Mujadilah:11
7. Strata sosial atas dasar amal saleh:
وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى
Artinya:
“Dan bahwasanya seorang manusia tidak memperoleh, selain apa yang telah diusahakannya.” QS. An-Najm: 39.
Kandungan-kandungan ayat-ayat Al-Qur’an tersebut meskipun belum merupakan sebuah rumusan yang sistematis, dapat dikatakan telah memberikan gambaran tentang stratifikasi sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini dinyatakan dengan munculnya istilah –istilah seperti: al-fuqara, al-masakin, al-yatama, al-‘alim, al-musafir, al-mu’minuun, al-fasiquun, al-kafiruun, dan sebagainya. Istilah-istilah dalam ayat-ayat Al-Qur’an tersebut dapat dijadikan dasar sebagai isyarat adanya (diakuinya) sistem stratifikasi sosial dalam Islam. Sebab, secara etimologi (bahasa), terma-terma tersebut sudah menunjukkan adanya perbedaan antara yang satu dan lainnya.
Wallahu a'lam
SOCIAL CHANGE
Social stratification in the Qur'an
In any religious teachings, especially the teachings of Islam, the term social justice. Implicitly, this term denotes any classes or levels-levels in every community, both levels-levels is based on the economy, education, status, or power. In addition to these levels-levels, there are also differences of gender, race, ethnic origin, skin colour, language, body shape, and so on. It is not intended to discriminate the existence of human beings to one another, but rather just to show the greatness and the power of God.
Man invented God complete with the potential intellect and appetite. With reason and lust, humans have a desire to develop his or her life. Therefore, the competition between them appears to outperform each other and mutual control in different areas of her life, both in economics, power, science, technology, culture and other areas of life.
The competition is gradually growing menajam so there is a superior and is surpassed, there is a win and nothing to lose. The superior being the ruling group and the group that was surpassed. Of the phenomenon such as this, the distinction is a distinction – born of human existence that was originally created equal is being terpilah-pilah on certain layers, making it appear class-a class in a society or a social stratification system called.
In the Qur'an, many cues that indicate the existence of social strata, even though not expressly suggests these forms of social stratification. Cue-cue, there is a stratanya based on the possession of the economy, gender, social status, ethnic or kinship, race, religion, knowledge, work, and others. Among the verses that deal with such social strata, among others:
1. Social Strata on the basis of economic ownership:
وَاللَّهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ فِي الرِّزْقِ فَمَا الَّذِينَ فُضِّلُوا بِرَادِّي رِزْقِهِمْ عَلَى مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَهُمْ فِيهِ سَوَاءٌ أَفَبِنِعْمَةِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ
It Means:
"And God melebihkan some you from most of the others in terms of sustenance, but people who dilebihkan satisfied it would not give sustenance to the slaves they have, so that they are both feeling sustenance. Then megapa they deny the favorsGod. " QS. An-Nahl [16]:71.
2. Social Strata on the basis of gender and kinship:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً
It Means:
"Hi all man, your God who transgress has created you from a self and from whom God created his wife, and of both God anatinus men and women who are many ..." QS. An-Nisa [4]:1
يُوصِيكُمُ اللَّهُ فِي أَوْلَادِكُمْ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْأُنْثَيَيْنِ
It Means:
"God mensyariatkan for you (about the Division of inheritance) for your children, that is part of a man with the two young women ..." QS. An-Nisa [4]:11
3. Social Strata on the basis of social status:
وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
It Means:
"And each person obtaining the degree which is balanced by what he does off guard your Lord, and of what they do." QS. Al-An'am [6]: 132.
It Means:
"Ye are the way to climb more difficult would it be? I.e. the freeing ofbondage. " QS. Al-Balad: 12-13
4. Social Strata on the basis of ethnic or racial:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا
It Means:
"O man-the real human We created you from a male and female and made you berbangsa-bangsa and bersuku-suku, that ye may know each other." QS. AlAl-Hujurat: 13
5. Social Strata on the basis of religion:
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (1) لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (3) وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4)
It Means:
"Say hi unbelievers," I will not worship what you worship, and ye are not worshippers of the God I worship, and I'm not going to be a pagan worship, and ye shall not did become worshippers of God that I worship. Untukmulah your religion and untukkulahmy religion. " QS. Al-Kafirun: 1-4
6. Social Strata on the basis of ownership of knowledge:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
It Means:
".God will exalt those who believe in you and the people who were given some degree of science.[...] QS ". AlAl-Mujadila: 11
7. Social Strata on the basis of amal saleh:
وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى
It Means:
"And that a man does not acquire, in addition to what he has earned. " QS. An-Najm: 39.
Gynecologist-obstetrician verses of the Qur'an is though is a systematic formulation, can be said to have given an overview of social stratification in societal life. It is expressed with the emergence of the term-the term as: al-fuqara, al-masakin, al-yatama, al-' alim, al-traveller, al-mu'minuun, al-fasiquun al-kafiruun,, and so on. The terms in the verses of the Qur'an can be relied upon as a cue to (use) the system of social stratification in Islam. Because etymologically (language), the normal term is already showing the difference between that one and other.
And Allaah knows best
Tidak ada komentar:
Posting Komentar