Sesungguhnya mustahil bahwa prasangka dapat dihapuskan. Mengapa? Sebab, selain prasangka itu bersumber pada diri manusia dan interaksi antar manusia, juga disebabkan terlalu banyaknya factor yang mempengaruhi prasangka, sehingga rasanya tidak ada satupun jalan terbaik guna menghilangkan prasangka. Meskipun demikian, prasangka bisa diantisipasi. Karena itu, prasangka dapat dikurangi dampaknya. Sementara ahli menyebutkan usaha-usaha mengurangi prasangka harus dimulai dari pendidikan anak-anak di rumah dan di sekolah oleh orangtua dan guru. Sehubungan dengan hal tersebut, pengajaran-pengajaran yang dapat menimbulkan prasangka-prasangka social haruslah dihindari. Upaya lain adalah dengan mengadakan kontak di antara dua kelompok yang berprasangka, dan permainan peran atau role playing, yakni orang yang berprasangka diminta untuk berperan sebagai orang yang menjadi korban prasangka, sehingga orang yang berprasangka akan merasakan, mengalami, dan menghayati segala penderitaan yang menjadi korban prasangka. (Wallahu A’lam).
وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا "...dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". QS. Al-Israa'[17]:85.
Selamat Datang
Assalamu'alaikum, wr wb.
Silahkan melihat, mempelajari atau mengunduh isi materi artikel dalam blog ini, juga sampaikan tabayyun demi kebaikan bersama, dan jangan lupa do'a buat pemilik blog ini. Semoga bermanfaat, Wassalam.
Silahkan melihat, mempelajari atau mengunduh isi materi artikel dalam blog ini, juga sampaikan tabayyun demi kebaikan bersama, dan jangan lupa do'a buat pemilik blog ini. Semoga bermanfaat, Wassalam.
Jumat, 19 Agustus 2011
UPAYA MENGATASI PRASANGKA
Sesungguhnya mustahil bahwa prasangka dapat dihapuskan. Mengapa? Sebab, selain prasangka itu bersumber pada diri manusia dan interaksi antar manusia, juga disebabkan terlalu banyaknya factor yang mempengaruhi prasangka, sehingga rasanya tidak ada satupun jalan terbaik guna menghilangkan prasangka. Meskipun demikian, prasangka bisa diantisipasi. Karena itu, prasangka dapat dikurangi dampaknya. Sementara ahli menyebutkan usaha-usaha mengurangi prasangka harus dimulai dari pendidikan anak-anak di rumah dan di sekolah oleh orangtua dan guru. Sehubungan dengan hal tersebut, pengajaran-pengajaran yang dapat menimbulkan prasangka-prasangka social haruslah dihindari. Upaya lain adalah dengan mengadakan kontak di antara dua kelompok yang berprasangka, dan permainan peran atau role playing, yakni orang yang berprasangka diminta untuk berperan sebagai orang yang menjadi korban prasangka, sehingga orang yang berprasangka akan merasakan, mengalami, dan menghayati segala penderitaan yang menjadi korban prasangka. (Wallahu A’lam).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar