METODE PEMBELAJARAN
PAI KONVENSIONAL
(DEMONSTRASI, EKSPERIMEN, DAN RESITASI)
TEORI DAN APLIKASI
Oleh :
Wahyono
Saputro (NIM. 2110103187)
Kurniawan (NIM. 2110103173)
MODEL-MODEL
PEMBELAJARAN PAI
Dosen Pengampu
:
Dr. H. Ismail Sukardi, M. Ag.
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2012
PEMBAHASAN
A. METODE DEMONSTRASI (Demonstration
Method)
a).
Pengertian Metode Demonstrasi
Ada beberapa pengertian yang ditawarkan berkaitan dengan
metode demonstrasi, antara lain:
- Menurut Ismail SM yaitu suatu metode pembelajaran yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.[1]
- Menurut Arief, yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu kepada siswa.[2]
- Menurut Ramayulius, adalah sebuah metode yang digunakan untuk menggambarkan suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoperasian peralatan barang atau benda.[3]
- Menurut Muhibbin Syah seperti dikutip oleh Sukardi, metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.[4]
b). Landasan atau Prinsip Dasar Metode Demonstrasi
Landasan atau prinsip dasar metode demonstrasi ini banyak
terdapat dalam hadits Nabi Muhammad SAW. yakni yang berkaitan dengan cara
wudlu’, shalat, haji dan ibadah lainnya. Berikut di antara hadits-hadits yang
dijadikan landasan untuk memperkuat metode demonstrasi ini:
1. Hadits tentang cara wudlu’ Nabi Muhammad SAW;
3 - (226) حدثني أبو الطاهر أحمد
بن عمرو بن عبدالله بن عمرو بن سرح، وحرملة بن يحيى التجيبي. قالا: أخبرنا ابن وهب
عن يونس، عن ابن شهاب؛ أن عطاء بن يزيد الليثي أخبره؛ أن حمران مولى عثمان أخبره؛
أن عثمان بن عفان رضي الله عنه دعا بوضوء. فتوضأ. فغسل كفيه ثلاث مرات. ثم مضمض
واستنثر. ثم غسل وجهه ثلاث مرات. ثم غسل يده اليمنى إلى المرفق ثلاث مرات. ثم غسل
يده اليسرى مثل ذلك. ثم مسح رأسه. ثم غسل رجله اليمنى إلى الكعبين ثلاث مرات. ثم
غسل اليسرى مثل ذلك. ثم قال: رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم توضأ نحو
وضوئي هذا. ثم قال رسول الله صلى الله عليه وسلم "من توضأ نحو وضوئي هذا، ثم
قام فركع ركعتين، لا يحدث فيهما نفسه، غفر له ما تقدم من ذنبه".
Artinya: Dari Humran (katanya)
Usman bin Affan ra. : Bahwa Ia (Usman ra.) minta air lalu berwudu. Beliau
membasuh kedua telapak tangannya tiga kali lalu berkumur dan mengeluarkan air
dari hidung. Kemudian membasuh wajahnya tiga kali, lantas membasuh tangan
kanannya sampai siku tiga kali, tangan kirinya juga begitu. Setelah itu
mengusap kepalanya, kemudian membasuh kaki kanannya sampai mata kaki tiga kali,
begitu juga kaki kirinya. Kemudian berkata: Aku pernah melihat Rasulullah saw.
berwudu seperti wuduku ini, lalu beliau bersabda: Barang siapa yang berwudu
seperti cara wuduku ini, lalu salat dua rakaat, di mana dalam dua rakaat itu ia
tidak berbicara dengan hatinya sendiri, maka dosanya yang telah lalu akan
diampuni. (Shahih Muslim No.226).[5]
2. Hadits tentang cara shalat Nabi Muhammad SAW;
28 - (392) حدثنا محمد بن رافع.
حدثنا عبدالرزاق. أخبرنا ابن جريج. أخبرني ابن شهاب عن أبي بكر بن عبدالرحمن؛ أنه
سمع أبا هريرة يقول:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا قام إلى الصلاة يكبر حين يقوم. ثم يكبر حين يركع. ثم يقول "سمع الله لمن حمده" حين يرفع صلبه من الركوع. ثم يقول وهو قائم "ربنا ولك الحمد" ثم يكبر حين يهوي ساجدا. ثم يكبر حين يرفع رأسه. ويكبر حين يسجد. ثم يكبر حين يرفع رأسه. ثم يفعل مثل ذلك في الصلاة كلها حتى يقضيها. ويكبر حين يقوم من المثنى بعد الجلوس.
ثم يقول أبو هريرة: إني لأشبهكم صلاة برسول الله صلى الله عليه وسلم.
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا قام إلى الصلاة يكبر حين يقوم. ثم يكبر حين يركع. ثم يقول "سمع الله لمن حمده" حين يرفع صلبه من الركوع. ثم يقول وهو قائم "ربنا ولك الحمد" ثم يكبر حين يهوي ساجدا. ثم يكبر حين يرفع رأسه. ويكبر حين يسجد. ثم يكبر حين يرفع رأسه. ثم يفعل مثل ذلك في الصلاة كلها حتى يقضيها. ويكبر حين يقوم من المثنى بعد الجلوس.
ثم يقول أبو هريرة: إني لأشبهكم صلاة برسول الله صلى الله عليه وسلم.
Artinya:
...Dari Abu Bakar bin Abdurrahman, bahwa ia telah mendengar Abu Hurairah ra.
berkata: “Adalah Rasulullah SAW apabila berdiri hendak shalat Ia bertakbir
ketika (mulai) berdiri. Kemudian bertakbir ketika rukuk, kemudian mengucap
“Sami’allahu liman hamidah”, ketika mengangkat tulang sulbinya dari rukuk.
Kemudian mengucapkan “Rabbana wa laka al hamd” dalam posisi berdirinya.
Kemudian bertakbir ketika dalam keadaan sujud. Kemudian bertakbir ketika
mengangkat kepalanya. Kemudian bertakbir ketika sujud. Kemudian bertakbir
ketika mengangkat kepalanya. Kemudian Ia (Nabi SAW) melakukan hal yang serupa
itu di dalam proses shalat secara keseluruhan hingga tuntas. Kemudian Ia (Nabi
SAW)bertakbir ketika berdiri pada pada (rakaat) kedua setelah duduk.Kemudian
Abu Hurairah ra. berkata: ”Sesungguhnya aku adalah orang yang paling mirip
Rasulullah shalatnya daripada kalian”.[6]
3. Hadits tentang cara manasik haji Nabi Muhammad SAW;
230 - (1261) حدثنا أبو بكر بن
أبي شيبة. حدثنا عبدالله بن نمير. ح وحدثنا ابن نمير. حدثني أبي. حدثنا عبيدالله
عن نافع، عن ابن عمر؛
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان إذا طاف بالبيت الطواف الأول، خب ثلاثا ومشى أربعا. وكان يسعى ببطن المسيل إذا طاف بين الصفا والمروة. وكان ابن عمر يفعل ذلك.
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان إذا طاف بالبيت الطواف الأول، خب ثلاثا ومشى أربعا. وكان يسعى ببطن المسيل إذا طاف بين الصفا والمروة. وكان ابن عمر يفعل ذلك.
Artinya: Dari Ibnu Umar ra. : “Bahwa
Rasulullah saw. jika melakukan tawaf di Baitullah sebagai tawaf pertama dalam
haji dan umrah, maka beliau berlari-lari kecil sebanyak tiga putaran dan
berjalan biasa sebanyak empat putaran. Lalu beliau melakukan sai antara Shafa
dan Marwah”.[7]
c). Prosedur atau Langkah- Langkah Penerapan Metode Demonstrasi
1.
Perencanaan yang terdiri atas;.
1)
Merumuskan tujuan yang jelas baik
dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan dapat tercapai setelah
metode demonstrasi selesai.
2)
Menetapkan garis-garis besar
langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan.
3)
Memperhitungkan waktu yang
dibutuhkan
4)
Selama demonstrasi berlangsung,
seorang guru melakukan instropeksi diri apakah:
ü
Para siswa telah mendengarkan
semua keterangannya,
ü Semua media telah sesuai dengan
tempat dan posisinya masing-masing sehingga para siswa telah melihatnya dengan
jelas.
ü
Para siswa disarankan untuk
membuat catatan yang dianggap penting
5)
Menetapkan rencana penilaian
terhadap kemampuan anak didik[8]
2.
Pelaksanaan
1)
Melakukan cek ulang
2)
Memulai demonstrasi dengan menarik
perhatian siswa
3)
Mengingat keadaan siswa, apakah
semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik
4)
Mengingat poin-poin materi
5)
Menstimulasi peran aktif siswa
tentang apa yang dilihat, didengar, dengan cara mengajukan pertanyaan,
membandingkannya dengan yang lain atau melakukannya sendiri
6)
Hindari ketegangan[9]
3.
Evaluasi
Sebagai follow up (lanjutan) setelah pelaksanaan demonstrasi sering
diiringi dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa
pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan
latihan lebihh lanjut, di rumah ataukah di sekolah. Evaluasi juga memperhatikan
aspek perencanaan, pelaksanaan maupun follow up.[10]
d). Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi
Kelebihan metode demonstrasi antara lain;[11]
ü
Memompa keaktifan siswa mengikuti
proses pembelajaran
ü
Dapat membantu siswa untuk
mengingat lebih lama tentang materi yang telah disampaikan
ü
Dapat memusatkan perhatian siswa
ü
Dapat mengurangi kesalahpahaman
karena pengajaran menjadi lebih jelas dan konkret
ü
Memperluas pemahaman peserta didik
Kekurangan metode demonstrasi antara lain;[12]
ü
Menyita waktu
ü
Apabila terjadi kekurangan media,
metode demonstrasi menjadi kurang efektif
ü
Memerlukan banyak tenaga
ü
Bila siswa tidak aktif maka metode
demonstrasi juga menjadi tidak efektif.
Sedang menurut Ramayulius, kekurangan metode demonstrasi yaitu:[13]
ü
Membutuhkan kemampuan yang optimal
para pendidik untuk itu perlu persiapan yang matang.
ü
Sulit dilaksanakan bila tidak
ditunjang oleh waktu, tempat dan peralatan yang cukup.
B.
METODE EKSPERIMEN (Experimental Method)
a).
Pengertian Metode Eksperimen
Ada beberapa pengertian yang diajukan di antaranya ialah;
1.
Menurut Ramayulius, metode
eksperimen adalah apabila seseorang peserta didik melakukan sesuatu percobaan
setiap proses dan hasil percobaan itu diamati oleh setiap peserta didik.[14]
2.
Menurut Djamarah seperti dikutip
Sukardi menegaskan bahwa metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan
kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu
proses atau percobaan. Lanjutnya, metode percobaan adalah suatu metode mengajar
yang menggunakan proses tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali.[15]
3.
Menurut Departemen Agama (sekarang
Kemeneterian Agama) seperti dikutip Arief mendefinisikan metode eksperimen
sebagai praktek pengajaran yang melibatkan anak didik pada pekerjaan anak didik
pada pekerjaan akademis, latihan dan pemecahan masalah atau topik seperti
shalat, puasa, haji, pembangunan masyarakat dan lain-lain.[16]
b). Landasan atau Prinsip Dasar Metode Eksperimen
Landasan atau prinsip dasar metode eksperimen salah
satunya berdasarkan hadits berikut::
724 - حدثنا محمد بن بشار قال:
حدثنا يحيى، عن عبيد الله قال: حدثني سعيد بن أبي سعيد، عن أبيه، عن أبي هريرة:أن
رسول الله صلى الله عليه وسلم دخل المسجد، فدخل رجل فصلى، فسلم على النبي صلى الله
عليه وسلم فرد، وقال: (ارجع فصل، فإنك لم تصل). فرجع يصلي كما صلى، ثم جاء، فسلم
على النبي صلى الله عليه وسلم، فقال: (ارجع فصل فإنك لم تصل). ثلاثا، فقال: والذي
بعثك بالحق، ما أحسن غيره، فعلمني؟ فقال: (إذا قمت إلى الصلاة فكبر، ثم اقرأ ما
تيسر معك من القراَن، ثم اركع حتى تطمئن راكعا، ثم ارفع حتى تعتدل قائما، ثم اسجد
حتى تطمئن ساجدا، ثم ارفع حتى تطمئن جالسا، وافعل ذلك في صلاتك كلها).
Artinya:
Dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW masuk ke sebuah masjid, tiba-tiba
masuklah seseorang ke dalam masjid lantas shalat. Kemudian ia menghadap Nabi
SAW. seraya memberi salam. Setelah Nabi SAW menjawab salamnya lalu Ia berkata:
Kembalilah dan shalatlah sekali lagi, karena engkau belum shalat. Kemudian
laki-laki itu shalat lagi, setelah selesai ia datang pula menghadap Nabi SAW
seraya memberi salam. Nabi SAW bersabda; kembalilah dan shalatlah sekali lagi,
karena engkau belum shalat. (Hal itu sampai tiga kali).
Kemudian
laki-laki itu berkata: “Demi Allah, saya tidak pandai mengerjakan shalat selain
daripada itu, sebab itu ajarkanlah aku”. Nabi SAW berkata: “Apabila engkau
berdiri hendak mengerjakan shalat, hendaklah takbir, kemudian bacalah apa yang
mudah bagi engkau di antara Al Qur’an, setelah itu rukuklah hingga tenang dalam
rukuk itu, kemudian bangkitlah hingga tegak lurus kembali kemudian sujudlah
hingga tenang daam sujud itu, kemudian bangkitlah sehingga tenang dalam duduk, dan
lakukanlah hal tersebut dalam semua shalatmu”.[17]
c). Prosedur atau Langkah- Langkah Penerapan Metode Eksperimen
Adapun langkah-langkah penerapan metode eksperimen adalah:
1.
Menerangkan tujuan eksperimen
2.
Membicarakan terlebih dahulu
permasalahan yang signifikan untuk diangkat
3.
Sebelumnya guru harus menetapkan:
alat yang diperlukan langkah-langkah apa yang harus ditempuh, hal apa yang
harus dicatat, dan variabel-variabel apa yang harus dikontrol.
4.
Setelah eksperimen dilakukan guru
harus: mengumpulkan laporan eksperimen, memproses kegiatan, dan melakukan tes
untuk menguji pemahaman murid.[18]
d). Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen
Kelebihan metode eksperimen yaitu:.
ü
Menambah keaktifan untuk berbuat
dan memecahkan sendiri sebuah permasalahan
ü
Dapat melaksanakan metode ilmiah
dengan baik.
Kekurangan metode eksperimen yaitu:[19]
ü Tidak semua mata pelajaran dapat
menggunakan metode ini
ü Murid yang kurang mempunyai daya
intelektual yang kurang hanya memperoleh hasil yang minim.
C. METODE RESITASI (Recitation
Method)
a). Pengertian
Metode Resitasi
Resitasi adalah terjemahan dari bahasa Inggris “to
cite” yang artinya mengutip, yaitu siswa mengutip atau mengambil sendiri
bagian-bagian pelajaran itu dari buku-buku tertentu, lalu belajar sendiri dan
berlatih hingga siap sebagaimana mestinya.[20]
Resitasi adalah penyajian kembali atau penimbulan kembali
sesuatu yang sudah dimiliki, diketahui dan dipelajari. Metode ini populer
dengan sebutan pekerjaan rumah (PR), sebetulnya bukan hanya pekerjaan rumah,
tetapi dapat dikerjakan di sekolah, di halaman, di perpustakaan, laboraturium,
mushalla, masjid, atau tempat-tempat lainnya.[21]
Dalam Pendidikan Agama Islam (PAI), mata pelajaran yang sesuai diterapkan adalah yang bersifat praktis
seperti menerjemahkan literatur bahasa asing, membuat kliping, paper resume dan
lain-lain.[22]
Ada beberapa pengertian yang ditawarkan berkaitan dengan
metode resitasi antara lain:
1.
Menurut Ismail SM, yang dimaksud
metode resitasi adalah suatu cara dalam proses pembelajaran bilamana guru
memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut
dipertanggungjawabkan kepada guru.[23]
2.
Menurut Ramayulius, yang dimaksud
metode pemberian tugas dan resitasi ialah sutu cara mengajar di mana seorang
guru memberikan tugas tertentu kepada peserta didik, sedangkan hasil tersebut
diperiksa oleh guru dan peserta didik mempertanggung jawabkannya.[24]
3.
Menurut Sukardi, metode resitasi
adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume dengan
kalimat sendiri.[25]
4.
Menurut Arief, metode resitasi
adalah cara menyajikan bahan pelajaran dimana guru memberikan sejumlah tugas
terhadap murid-muridnya untuk mempelajari sesuatu, kemudian mereka disuruh
untuk mempertanggung jawabkannya. Tugas yang diberikan oleh guru bisa berbentuk
memperbaiki, memperdalam, mengecek, mencari informasi atau menghafal pelajaran
yang akhirnya membuat kesimpulan tertentu.[26]
b). Landasan
atau Prinsip Dasar Metode Resitasi
Landasan atau prinsip dasar metode resitasi berdasarkan Al-
Qur’an surah Al-Musatsir ayat 1-7 dan Al-Qiyamah ayat 17-18 berikut:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ ﴿1﴾ قُمْ
فَأَنْذِرْ﴿2﴾وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ﴿3﴾ وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ﴿4﴾وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ﴿:5﴾
وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ﴿6﴾وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ
Artinya:
“Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan! dan
Tuhanmu agungkanlah! dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa
tinggalkanlah,dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan)
yang lebih banyak.dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.” (Q.S.
Al-Mudatsir: 1-7)
إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ ﴿17﴾فَإِذَا
قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ﴿18﴾
Artinya:
“Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan
(membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya Maka
ikutilah bacaannya itu”. (Q.S. Al-Qiyamah: 17-18)
Menurut Ramayulius, tugas yang diemban oleh Nabi SAW.
dalam surah Al-Mudatsir ayat 1-7, yaitu[27] :
1.
Taat beragama
2.
Giat dan rajin berdakwah
3.
Membesihkan diri, jiwa baik lahir
dan batin
4.
Percaya kepada kemampuan sendiri
5.
Tabah dan ulet dalam melaksanakan
tugas.
c). Prosedur atau Langkah- Langkah Penerapan Metode Resitasi
Yang perlu diperhatikan dalam langkah-langkah metode
resitasi
1.
Merumuskan tujuan secara
operasional/ spesifik tentang target yang akan dicapai
2.
Memperkirakan apakah tujuan itu
dapat dicapai dalam batas-batas waktu tertentu
3.
Tenaga serta sarana yang tersedia
4.
Dapat mendorong siswa secara aktif
dan kreatif untuk mempelajari dan mempraktekkan pelajaran yang telah diberikan,
agar siswa mempunyai pengetahuan..[28]
Sementara pelaksanaan metode resitasi dilaksanakan dalam
kegiatan belajar perorangan maupun kelompok. Adapun pelaksanaan yang ditempuh
dalam metode ini antara lain:[29]
1.
Pendahuluan. Pada tahap ini perlu
mempersiapkan mental murid untuk menerima tugas yang akan diberikan kepada
mereka pada pelajaran inti, untuk itu perlu memberikan kejelasan tentang suatu
bahan pelajaran yang dilaksanakan dengan metode ini.
2.
Pelajaran inti. Guru memberikan
tugas, murid melaporkan hasil kerja mereka, sementara guru mengadakan koreksi
terhadap tugas-tugas tersebut.
3.
Penutup. Pada langkah ini murid
bersama guru mencek kebenaran sementara murid disuruh mengulangi tugas itu
kembali.
d). Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi[30]
Kelebihan
metode resitasi adalah:
ü Pengetahuan yang diperoleh murid
baik dari hasil belajar, hasil eksperimen atau penyelidikan, banyak berhubungan
dengan minat dan berguna untuk hidup mereka dan akan lebih lama diingat.
ü
Dapat dilaksanakan dalam berbagai
bidang studi.
ü
Apabila tugas tersebut dalam
bentuk kelompok maka murid dapat saling bekerjasama dan saling membantu.
ü Murid berkesempatan memupuk
perkembangan dan keberanian berkreatif, berinisiatif, bertanggung jawab dan
mandiri.
Sementara kelemahan metode resitasi
adalah:
ü
Tugas rumah sering dikerjakan oleh
orang lain, sehingga murid tidak tahu apa yang harus dikerjakan.
ü
Tugas yang sukar dapat
mempengaruhi ketenangan mental murid.
ü
Sukar memberikan tugas yang sesuai
dengan perbedaan individual dan murid suka menyalin pekerjaan teman.
Dalam menggunakan metode resitasi terdapat tiga fase:
1. Fase pemberian tugas. Tugas yang
diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan tujuan, jenis tugas, tugas
sesuai dengan kemampuan murid, sediakan waktu yang cukup dan ada sumber yang
dapat membantu pekerjaan siswa
2.
Fase pelaksanaan tugas. Pada fase
ini siswa diberikan bimbingan dan pengawasan oleh guru, dan diberikan dorongan
sehingga anak mau berusaha, diusahakan dikerjakan oleh siswa tidak menyuruh
orang lain.
3.
Fase pertanggung jawaban tugas.
Hal yang harus dilakukan pada fase ini: laporan siswa, ada tanya jawab atau
diskusi kelas, dan penilaian hasil tugas guru.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Abdillah Muhammad Bin Isma’il Bin
Ibrahim Bin Mughirah Al-Bukhari, Al-Bukhari,
Mausu’ah al-Hadiits al-Nabawiy al-Syariif al-Shihhah, wa al-Sunnah wa al-
Masaaniid, www.islamspirit.com
Abu al-Husain Muslim Bin Hajjaj al-Qusyairi
al-Niisaabury, Shahih Muslim, Mausu’ah al-Hadiits al-Nabawiy al-Syariif
al-Shihhah, wa al-Sunnah wa al- Masaaniid, www.islamspirit.com
Arief, Armai, (2002). Pengantar
Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta, Ciputat Pers.
Fatimah, Siti, et al, (2009). Model-Model
Pembelajaran SMP/SMA. Palembang, Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)
Rayon 4, Universitas Sriwijaya (UNSRI) Palembang.
Hawi, Akmal, (2008). Kompetensi
Guru PAI. Palembang, IAIN Raden Fatah Press.
Ibnu Isma’il Al Kahlany, Muhammad,
(tt). Subul Al-Salam. (Terj. Oleh Abubakar Muhammad). Surabaya, Al-Ikhlas.
Ismail SM, (2008). Strategi
Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang, RaSAIL Media Group.
Muhammad Yusuf, Kadar, (2011). Tafsir
Tarbawi. Pekanbaru, Zanafa Publishing.
Nizar, Samsul dan Hasibuan, Zainal
Efendi, (2011). Hadits Tarbawi. Jakarta, Kalam Mulia.
Ramayulius, (2008). Ilmu
Pendidikan Islam. Jakarta, Kalam Mulia.
-----------------, (2008). Metodologi
Pendidikan Agama Islam. Jakarta, Kalam Mulia.
Sukardi, Ismail, (2011). Model
dan Metode Pembelajaran Modern: Suatu Pengantar. Palembang, Tunas Gemilang
Press.
Suparlan et al, (2009). PAKEM:
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Bandung, Genesindo.
http://wahyono-saputro.blogspot.com/TAFSIR TARBAWI
LAMPIRAN
1
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran [RPP]
Pendidikan
Agama Islam [PAI]
Melalui
Metode Demonstrasi, Eksperimen dan Resitasi
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran :
Al-Qur’an Hadits
Kelas/ Semester : VIII MTs/ II
Alokasi waktu : 4 X 35 menit
Standar Kompetensi : Menerapkan
Al-Qur’an surah- surah pendek pilihan dalam kehidupan sehari-hari
tentang menimbun harta (serakah)
Kompetensi Dasar :
Menerapkan kandungan Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur dalam
fenomena kehidupan sehari- hari dan akibatnya.
Indikator :
ü
Memahami keterkaitan isi kandungan Q.S. Al-Humazah dan
At-Takatsur tentang sifat cinta dunia dan melupakan kebahagiaan hakiki dalam
fenomena kehidupan.
ü
Menerapkan kandungan Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur
dalam fenomena kehidupan sehari- hari dan akibatnya.
I.
Tujuan Pembelajaran:
Siswa mampu menerapkan kandungan Q.S. Al-Humazah dan
At-Takatsur dalam fenomena kehidupan sehari-hari dan akibatnya.
II.
Tujuan Perbaikan Pembelajaran:
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
III.
Materi Pokok/Pembelajaran:
Al-Qur’an surah pendek pilihan tentang menimbun harta
(serakah)
IV.
Metode Pembelajaran :
Metode
demonstrasi
V.
Skenario Pembelajaran
A.
Kegiatan Awal
Ø Guru mengucapkan
salam
Ø Guru
mengkondisikan kelas
Ø Guru dan siswa
membaca doa sebelum belajar
Ø Guru mengabsen
siswa
Ø
Guru dan siswa melafalkan Q.S.At-Takatsur bersama-sama
selama sepuluh menit.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ .حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ . كَلَّا سَوْفَ
تَعْلَمُونَ .ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ
تَعْلَمُونَ .كَلَّا لَوْ
تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ . لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ. ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا
عَيْنَ الْيَقِينِ . ثُمَّ
لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ .
1.
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,
2.
sampai kamu masuk ke dalam kubur.
3.
janganlah begitu, kelak kamu akan
mengetahui (akibat perbuatanmu itu),
4.
dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.
5.
janganlah begitu, jika kamu mengetahui
dengan pengetahuan yang yakin,
6.
niscaya kamu benar-benar akan melihat
neraka Jahiim,
7.
dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan
melihatnya dengan 'ainul yaqin.
8.
kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari
itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).
Ø
Mengemukakan tujuan pembelajaran “menerapkan kandungan
Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur.dalam fenomena kehidupan sehari- hari dan
akibatnya”.
Ø
Peserta didik menyiapkan buku paket
B.
Kegiatan Inti
Ø
Guru membacakan materi pokok tentang “Al-Qur’an surah pendek
pilihan tentang menimbun harta (serakah)”.
Ø
Guru menunjuk salah satu siswa maju ke depan kelas
berperan sebagai guru untuk membaca dan menterjemahkan Q.S. At-Takatsur ayat
perayat secara bergiliran di antara siswa hingga tuntas sampai akhir surah.
Ø
Siswa (secara acak) diminta menyimpulkan isi kandungan
dari masing- masing surah di depan kelas.
Ø
Siswa menyalin Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur.
Ø
Guru menganjurkan agar siswa mempraktekkan bacaan Q.S.
Al-Humazah dan At-Takatsur setiap kali salat.
Ø
Mengadakan tanya jawab tentang makna yang terkandung
dalam Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur.
C.
Kegiatan Akhir
Ø
Memberitahukan pelajaran yang akan datang
Ø
Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca
hamdalah/ doa.
VI.
Media dan Sumber Belajar
Ø Al-Qur’an
Ø Buku teks
Al-Qur’an Hadits kelas VIII MTs
VII.
Penilaian : Tes tulis danTes Lisan
Ø Bentuk instrumen
essay
VIII.
Evaluasi
Ø Jawablah
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1.
Apa balasan orang-orang yang selalu membangga-bangakan
hartanya sampai lalai akan kewajibannya kelak di akhirat?
2.
Tulis dengan benar Al-Qur’an Surah At-Takatsur!
3.
Tulis terjemah Al-Qur’an Surah At-Takatsur ayat 1!
4.
Jelaskan dengan singkat makna ayat (1) Surah At-Takatsur!
Jumlah perolehan skor
Skor= X100%
Jumlah skor total
IX.
Kunci Jawaban
1.
Akan merasakan Siksa/ Azab Neraka Jahim
2.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ . حَتَّى زُرْتُمُ
الْمَقَابِرَ . كَلَّا سَوْفَ
تَعْلَمُونَ .ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ
تَعْلَمُونَ . كَلَّا لَوْ
تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ .لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ.ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ. ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ
يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ
3. Bermegah-megahan telah melalaikan kamu
4. Ayat pertama surah At-Takatsur menjelaskan
adanya peringatan Allah swt. kepada hamba-hamba-Nya yang lalai, lengah, dan
telah berpaling daripada tujuan hidup yang sejati.
Indralaya,
Mengetahui
Kepala MTs Masdarul Ulum Guru
PAI/Mahasiswa
(Khairiyatul
Fadhilah, S. Pd.I.) ( Sukmawati S. Pd.I. )
Nip. Nip.19550210
198303 2002
[1]Ismail
SM, (2008). Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang,
RaSAIL Media Group. Hlm. 20.
[2]Armai
Arief (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta,
Ciputat Pers. Hlm. 190.
[3]Ramayulius,
(2008). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta, Kalam Mulia. Hlm.
281. Kutipan yang sama juga terdapat dalam Samsul Nizar dan Zainal
Efendi Hasibuan, (2011). Hadits Tarbawi. Jakarta, Kalam Mulia. Hlm. 69.
Lihat juga Ramayulius, (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta, Kalam
Mulia. Hlm. 195, dalam bukunya tersebut Ramayulius menjelaskan pengertian
metode demonstrasi yaitu suatu cara mengajar dimana guru mempertunjukkan
tentang proses sesuatu, atau pelaksanaan sesuatu sedangkan murid
memperhatikannya.
[4]Ismail
Sukardi, (2011). Model dan Metode Pembelajaran Modern: Suatu Pengantar.
Palembang, Tunas Gemilang Press. Hlm. 26.
[5] Abu al-Husain Muslim Bin Hajjaj
al-Qusyairi al-Niisaabury, Shahih Muslim, Mausu’ah al-Hadiits al-Nabawiy
al-Syariif al-Shihhah, wa al-Sunnah wa al- Masaaniid, www.islamspirit.com, Kitab Thaharah, bab
(3) Sifat wudlu’ dan kesempurnaannya,
باب صفة
الوضوء وكماله
hadits no.
226.
Lihat
juga Muhammad Ibnu Isma’il Al Kahlany,
(tt). Subul Al-Salam. (Terj. Oleh Abubakar Muhammad). Surabaya,
Al-Ikhlas. Hlm. 100.
[6] Abu al-Husain Muslim Bin Hajjaj al-Qusyairi
al-Niisaabury, Shahih Muslim, Mausu’ah al-Hadiits al-Nabawiy al-Syariif
al-Shihhah, wa al-Sunnah wa al- Masaaniid, www.islamspirit.com,
Kitab Shalat, bab (10)
باب إثبات
التكبير في كل خفض ورفع في الصلاة، إلا رفعه من الركوع فيقول فيه: سمع الله لمن
حمده
hadits no. 392.
[7] Abu al-Husain Muslim Bin Hajjaj al-Qusyairi
al-Niisaabury, Shahih Muslim, Mausu’ah al-Hadiits al-Nabawiy al-Syariif
al-Shihhah, wa al-Sunnah wa al- Masaaniid, www.islamspirit.com,
Kitab Haji, bab (39).
باب
استحباب الرمل في الطواف العمرة، وفي الطواف الأول من الحج
Hadits no. 1261.
[8] Armai Arief (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi
Pendidikan Islam. Jakarta, Ciputat Pers. Hlm. 192-193.
[9] Armai Arief, Ibid. Hlm. 194
[10]
Armai Arief, Ibid.
Hlm. 194.
[11] Armai Arief, Ibid.
Hlm. 191.Lihat juga Ramayulius, (2008). Metodologi Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, Kalam Mulia.Hlm. 282.
[12] Armai Arief (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi
Pendidikan Islam. Jakarta, Ciputat Pers. Hlm. 192
[13] Ramayulius, (2008). Metodologi Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, Kalam Mulia.Hlm. 282.
[14] Ramayulius, (2008). Metodologi Pendidikan Agama Islam.
Ibid. Hlm. 285. Di kesempatan lain, dengan redaksi sedikit berbeda ia
mendefinisikan metode eksperimen adalah suatu cara mengajar dengan menyuruh
murid melakukan sesuatu percobaan, dan setiap proses dan hasil percobaan itu
diamati oleh setiap murid, sedangkan guru memperhatikan yang dilakukan oleh
murid sambil memberikan arahan(Ramayulius, (2008). Ilmu Pendidikan Islam.
Jakarta, Kalam Mulia. Hlm. 195,). Kutipan serupa juga terdapat dalam Samsul
Nizar dan Zainal Efendi Hasibuan, (2011). Hadits Tarbawi. Jakarta, Kalam
Mulia. Hlm. 62.
[15] Ismail
Sukardi, (2011). Model dan Metode Pembelajaran Modern: Suatu Pengantar.
Palembang, Tunas Gemilang Press. Hlm. 28.
[16] Armai Arief
(2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta, Ciputat
Pers. Hlm. 172.
[17]Abu Abdillah Muhammad
Bin Isma’il Bin Ibrahim Bin Mughirah Al-Bukhari, Al-Bukhari, Mausu’ah al-Hadiits
al-Nabawiy al-Syariif al-Shihhah, wa al-Sunnah wa al- Masaaniid, www.islamspirit.com, Kitab Sifat Shalat,
bab. (13)
باب: وجوب
القراءة للإمام والمأموم في الصلوات كلها، في الحضر والسفر، وما يجهر فيها وما
يخافت
hadits no. 724.
[18] Armai Arief (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi
Pendidikan Islam. Jakarta, Ciputat Pers. Hlm. 173 dan Ramayulius, (2008). Metodologi
Pendidikan Agama Islam. Ibid. Hlm. 286-287.
[19] Armai Arief
(2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta, Ciputat
Pers. Hlm. 173 dan Ramayulius, (2008). Metodologi Pendidikan Agama Islam.
Ibid. Hlm. 287.
[22] Ibid.
[23] Ismail SM,
(2008). Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang,
RaSAIL Media Group. Hlm. 21.
[25] Ismail
Sukardi, (2011). Model dan Metode Pembelajaran Modern: Suatu Pengantar.
Palembang, Tunas Gemilang Press. Hlm. 27.
[26] Armai Arief
(2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta, Ciputat
Pers. Hlm.164
[28] Armai Arief , Ibid.
Hlm. 166
[29] Ibid. Hlm. 167.
[30] Ibid. Hlm. 166-167.
izin copy ya ustadz
BalasHapusIZIN CPY YA USTADZ
BalasHapusSilahkan.
Hapus