Selamat Datang

Assalamu'alaikum, wr wb.
Silahkan melihat, mempelajari atau mengunduh isi materi artikel dalam blog ini, juga sampaikan tabayyun demi kebaikan bersama, dan jangan lupa do'a buat pemilik blog ini. Semoga bermanfaat, Wassalam.

Rabu, 16 Mei 2012

METODE PEMBELAJARAN PAI KONVENSIONAL


METODE PEMBELAJARAN PAI KONVENSIONAL
(DEMONSTRASI, EKSPERIMEN, DAN RESITASI)
TEORI DAN APLIKASI

 

Oleh :

Wahyono Saputro (NIM. 2110103187)
Kurniawan            (NIM. 2110103173)



MODEL-MODEL PEMBELAJARAN PAI

Dosen Pengampu :

Dr. H. Ismail Sukardi, M. Ag.




MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2012 

PEMBAHASAN

A. METODE DEMONSTRASI (Demonstration Method)
a). Pengertian Metode Demonstrasi
Ada beberapa pengertian yang ditawarkan berkaitan dengan metode demonstrasi,  antara lain:
  1. Menurut Ismail SM yaitu suatu metode pembelajaran yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.[1]
  2. Menurut Arief, yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu kepada siswa.[2]
  3. Menurut Ramayulius, adalah sebuah metode yang digunakan untuk menggambarkan suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoperasian peralatan barang atau benda.[3]
  4. Menurut Muhibbin Syah seperti dikutip oleh Sukardi, metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.[4]

b). Landasan atau Prinsip Dasar Metode Demonstrasi
Landasan atau prinsip dasar metode demonstrasi ini banyak terdapat dalam hadits Nabi Muhammad SAW. yakni yang berkaitan dengan cara wudlu’, shalat, haji dan ibadah lainnya. Berikut di antara hadits-hadits yang dijadikan landasan untuk memperkuat metode demonstrasi ini:
1. Hadits tentang cara wudlu’ Nabi Muhammad SAW;
3 - (226) حدثني أبو الطاهر أحمد بن عمرو بن عبدالله بن عمرو بن سرح، وحرملة بن يحيى التجيبي. قالا: أخبرنا ابن وهب عن يونس، عن ابن شهاب؛ أن عطاء بن يزيد الليثي أخبره؛ أن حمران مولى عثمان أخبره؛ أن عثمان بن عفان رضي الله عنه دعا بوضوء. فتوضأ. فغسل كفيه ثلاث مرات. ثم مضمض واستنثر. ثم غسل وجهه ثلاث مرات. ثم غسل يده اليمنى إلى المرفق ثلاث مرات. ثم غسل يده اليسرى مثل ذلك. ثم مسح رأسه. ثم غسل رجله اليمنى إلى الكعبين ثلاث مرات. ثم غسل اليسرى مثل ذلك. ثم قال: رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم توضأ نحو وضوئي هذا. ثم قال رسول الله صلى الله عليه وسلم "من توضأ نحو وضوئي هذا، ثم قام فركع ركعتين، لا يحدث فيهما نفسه، غفر له ما تقدم من ذنبه".

Artinya: Dari Humran (katanya) Usman bin Affan ra. : Bahwa Ia (Usman ra.) minta air lalu berwudu. Beliau membasuh kedua telapak tangannya tiga kali lalu berkumur dan mengeluarkan air dari hidung. Kemudian membasuh wajahnya tiga kali, lantas membasuh tangan kanannya sampai siku tiga kali, tangan kirinya juga begitu. Setelah itu mengusap kepalanya, kemudian membasuh kaki kanannya sampai mata kaki tiga kali, begitu juga kaki kirinya. Kemudian berkata: Aku pernah melihat Rasulullah saw. berwudu seperti wuduku ini, lalu beliau bersabda: Barang siapa yang berwudu seperti cara wuduku ini, lalu salat dua rakaat, di mana dalam dua rakaat itu ia tidak berbicara dengan hatinya sendiri, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni. (Shahih Muslim No.226).[5]
2. Hadits tentang cara shalat Nabi Muhammad SAW;
28 - (392) حدثنا محمد بن رافع. حدثنا عبدالرزاق. أخبرنا ابن جريج. أخبرني ابن شهاب عن أبي بكر بن عبدالرحمن؛ أنه سمع أبا هريرة يقول:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا قام إلى الصلاة يكبر حين يقوم. ثم يكبر حين يركع. ثم يقول "سمع الله لمن حمده" حين يرفع صلبه من الركوع. ثم يقول وهو قائم "ربنا ولك الحمد" ثم يكبر حين يهوي ساجدا. ثم يكبر حين يرفع رأسه. ويكبر حين يسجد. ثم يكبر حين يرفع رأسه. ثم يفعل مثل ذلك في الصلاة كلها حتى يقضيها. ويكبر حين يقوم من المثنى بعد الجلوس.
ثم يقول أبو هريرة: إني لأشبهكم صلاة برسول الله صلى الله عليه وسلم.

Artinya: ...Dari Abu Bakar bin Abdurrahman, bahwa ia telah mendengar Abu Hurairah ra. berkata: “Adalah Rasulullah SAW apabila berdiri hendak shalat Ia bertakbir ketika (mulai) berdiri. Kemudian bertakbir ketika rukuk, kemudian mengucap “Sami’allahu liman hamidah”, ketika mengangkat tulang sulbinya dari rukuk. Kemudian mengucapkan “Rabbana wa laka al hamd” dalam posisi berdirinya. Kemudian bertakbir ketika dalam keadaan sujud. Kemudian bertakbir ketika mengangkat kepalanya. Kemudian bertakbir ketika sujud. Kemudian bertakbir ketika mengangkat kepalanya. Kemudian Ia (Nabi SAW) melakukan hal yang serupa itu di dalam proses shalat secara keseluruhan hingga tuntas. Kemudian Ia (Nabi SAW)bertakbir ketika berdiri pada pada (rakaat) kedua setelah duduk.Kemudian Abu Hurairah ra. berkata: ”Sesungguhnya aku adalah orang yang paling mirip Rasulullah shalatnya daripada kalian”.[6]

3. Hadits tentang cara manasik haji Nabi Muhammad SAW;
230 - (1261) حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة. حدثنا عبدالله بن نمير. ح وحدثنا ابن نمير. حدثني أبي. حدثنا عبيدالله عن نافع، عن ابن عمر؛
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان إذا طاف بالبيت الطواف الأول، خب ثلاثا ومشى أربعا. وكان يسعى ببطن المسيل إذا طاف بين الصفا والمروة. وكان ابن عمر يفعل ذلك.

Artinya: Dari Ibnu Umar ra. : “Bahwa Rasulullah saw. jika melakukan tawaf di Baitullah sebagai tawaf pertama dalam haji dan umrah, maka beliau berlari-lari kecil sebanyak tiga putaran dan berjalan biasa sebanyak empat putaran. Lalu beliau melakukan sai antara Shafa dan Marwah”.[7]

c). Prosedur atau Langkah- Langkah Penerapan Metode Demonstrasi
1.      Perencanaan yang terdiri atas;.
1)      Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan dapat tercapai setelah metode demonstrasi selesai.
2)      Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan.
3)      Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan
4)      Selama demonstrasi berlangsung, seorang guru melakukan instropeksi diri apakah:
ü      Para siswa telah mendengarkan semua keterangannya,
ü   Semua media telah sesuai dengan tempat dan posisinya masing-masing sehingga para siswa telah melihatnya dengan jelas.
ü      Para siswa disarankan untuk membuat catatan yang dianggap penting
5)      Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik[8]
2.      Pelaksanaan
1)      Melakukan cek ulang
2)      Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian siswa
3)      Mengingat keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik
4)      Mengingat poin-poin materi
5)      Menstimulasi peran aktif siswa tentang apa yang dilihat, didengar, dengan cara mengajukan pertanyaan, membandingkannya dengan yang lain atau melakukannya sendiri
6)      Hindari ketegangan[9]
3.      Evaluasi
Sebagai follow up (lanjutan) setelah pelaksanaan demonstrasi sering diiringi dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebihh lanjut, di rumah ataukah di sekolah. Evaluasi juga memperhatikan aspek perencanaan, pelaksanaan maupun follow up.[10]

d). Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi
Kelebihan metode demonstrasi antara lain;[11]
ü      Memompa keaktifan siswa mengikuti proses pembelajaran
ü      Dapat membantu siswa untuk mengingat lebih lama tentang materi yang telah disampaikan
ü      Dapat memusatkan perhatian siswa
ü      Dapat mengurangi kesalahpahaman karena pengajaran menjadi lebih jelas dan konkret
ü      Memperluas pemahaman peserta didik
Kekurangan metode demonstrasi antara lain;[12]
ü      Menyita waktu
ü      Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efektif
ü      Memerlukan banyak tenaga
ü      Bila siswa tidak aktif maka metode demonstrasi juga menjadi tidak efektif.
Sedang menurut Ramayulius, kekurangan metode demonstrasi yaitu:[13]
ü      Membutuhkan kemampuan yang optimal para pendidik untuk itu perlu persiapan yang matang.
ü      Sulit dilaksanakan bila tidak ditunjang oleh waktu, tempat dan peralatan yang cukup.

B.  METODE EKSPERIMEN (Experimental Method)
a). Pengertian Metode Eksperimen
Ada beberapa pengertian yang diajukan di antaranya ialah;
1.      Menurut Ramayulius, metode eksperimen adalah apabila seseorang peserta didik melakukan sesuatu percobaan setiap proses dan hasil percobaan itu diamati oleh setiap peserta didik.[14]
2.      Menurut Djamarah seperti dikutip Sukardi menegaskan bahwa metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Lanjutnya, metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan proses tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali.[15]
3.      Menurut Departemen Agama (sekarang Kemeneterian Agama) seperti dikutip Arief mendefinisikan metode eksperimen sebagai praktek pengajaran yang melibatkan anak didik pada pekerjaan anak didik pada pekerjaan akademis, latihan dan pemecahan masalah atau topik seperti shalat, puasa, haji, pembangunan masyarakat dan lain-lain.[16]

b). Landasan atau Prinsip Dasar Metode Eksperimen
Landasan atau prinsip dasar metode eksperimen salah satunya berdasarkan hadits berikut::
724 - حدثنا محمد بن بشار قال: حدثنا يحيى، عن عبيد الله قال: حدثني سعيد بن أبي سعيد، عن أبيه، عن أبي هريرة:أن رسول الله صلى الله عليه وسلم دخل المسجد، فدخل رجل فصلى، فسلم على النبي صلى الله عليه وسلم فرد، وقال: (ارجع فصل، فإنك لم تصل). فرجع يصلي كما صلى، ثم جاء، فسلم على النبي صلى الله عليه وسلم، فقال: (ارجع فصل فإنك لم تصل). ثلاثا، فقال: والذي بعثك بالحق، ما أحسن غيره، فعلمني؟ فقال: (إذا قمت إلى الصلاة فكبر، ثم اقرأ ما تيسر معك من القراَن، ثم اركع حتى تطمئن راكعا، ثم ارفع حتى تعتدل قائما، ثم اسجد حتى تطمئن ساجدا، ثم ارفع حتى تطمئن جالسا، وافعل ذلك في صلاتك كلها).
Artinya: Dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW masuk ke sebuah masjid, tiba-tiba masuklah seseorang ke dalam masjid lantas shalat. Kemudian ia menghadap Nabi SAW. seraya memberi salam. Setelah Nabi SAW menjawab salamnya lalu Ia berkata: Kembalilah dan shalatlah sekali lagi, karena engkau belum shalat. Kemudian laki-laki itu shalat lagi, setelah selesai ia datang pula menghadap Nabi SAW seraya memberi salam. Nabi SAW bersabda; kembalilah dan shalatlah sekali lagi, karena engkau belum shalat. (Hal itu sampai tiga kali).
Kemudian laki-laki itu berkata: “Demi Allah, saya tidak pandai mengerjakan shalat selain daripada itu, sebab itu ajarkanlah aku”. Nabi SAW berkata: “Apabila engkau berdiri hendak mengerjakan shalat, hendaklah takbir, kemudian bacalah apa yang mudah bagi engkau di antara Al Qur’an, setelah itu rukuklah hingga tenang dalam rukuk itu, kemudian bangkitlah hingga tegak lurus kembali kemudian sujudlah hingga tenang daam sujud itu, kemudian bangkitlah sehingga tenang dalam duduk, dan lakukanlah hal tersebut dalam semua shalatmu”.[17]

c). Prosedur atau Langkah- Langkah Penerapan Metode Eksperimen
Adapun langkah-langkah penerapan metode eksperimen adalah:
1.      Menerangkan tujuan eksperimen
2.      Membicarakan terlebih dahulu permasalahan yang signifikan untuk diangkat
3.      Sebelumnya guru harus menetapkan: alat yang diperlukan langkah-langkah apa yang harus ditempuh, hal apa yang harus dicatat, dan variabel-variabel apa yang harus dikontrol.
4.      Setelah eksperimen dilakukan guru harus: mengumpulkan laporan eksperimen, memproses kegiatan, dan melakukan tes untuk menguji pemahaman murid.[18]

d). Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen
Kelebihan metode eksperimen yaitu:.
ü     Menambah keaktifan untuk berbuat dan memecahkan sendiri sebuah permasalahan
ü     Dapat melaksanakan metode ilmiah dengan baik.
Kekurangan metode eksperimen yaitu:[19]
ü  Tidak semua mata pelajaran dapat menggunakan metode ini
ü  Murid yang kurang mempunyai daya intelektual yang kurang hanya memperoleh hasil yang minim.


C. METODE RESITASI (Recitation Method)
a). Pengertian Metode Resitasi
Resitasi adalah terjemahan dari bahasa Inggris “to cite” yang artinya mengutip, yaitu siswa mengutip atau mengambil sendiri bagian-bagian pelajaran itu dari buku-buku tertentu, lalu belajar sendiri dan berlatih hingga siap sebagaimana mestinya.[20]
Resitasi adalah penyajian kembali atau penimbulan kembali sesuatu yang sudah dimiliki, diketahui dan dipelajari. Metode ini populer dengan sebutan pekerjaan rumah (PR), sebetulnya bukan hanya pekerjaan rumah, tetapi dapat dikerjakan di sekolah, di halaman, di perpustakaan, laboraturium, mushalla, masjid, atau tempat-tempat lainnya.[21]
Dalam Pendidikan Agama Islam (PAI), mata pelajaran yang  sesuai diterapkan adalah yang bersifat praktis seperti menerjemahkan literatur bahasa asing, membuat kliping, paper resume dan lain-lain.[22]
Ada beberapa pengertian yang ditawarkan berkaitan dengan metode resitasi antara lain:
1.      Menurut Ismail SM, yang dimaksud metode resitasi adalah suatu cara dalam proses pembelajaran bilamana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru.[23]
2.      Menurut Ramayulius, yang dimaksud metode pemberian tugas dan resitasi ialah sutu cara mengajar di mana seorang guru memberikan tugas tertentu kepada peserta didik, sedangkan hasil tersebut diperiksa oleh guru dan peserta didik mempertanggung jawabkannya.[24]
3.      Menurut Sukardi, metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri.[25]
4.      Menurut Arief, metode resitasi adalah cara menyajikan bahan pelajaran dimana guru memberikan sejumlah tugas terhadap murid-muridnya untuk mempelajari sesuatu, kemudian mereka disuruh untuk mempertanggung jawabkannya. Tugas yang diberikan oleh guru bisa berbentuk memperbaiki, memperdalam, mengecek, mencari informasi atau menghafal pelajaran yang akhirnya membuat kesimpulan tertentu.[26]

b). Landasan atau Prinsip Dasar Metode Resitasi
Landasan atau prinsip dasar metode resitasi berdasarkan Al- Qur’an surah Al-Musatsir ayat 1-7 dan Al-Qiyamah ayat 17-18 berikut:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ ﴿1﴾  قُمْ فَأَنْذِرْ﴿2﴾وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ﴿3﴾ وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ﴿4﴾وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ﴿:5﴾

وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ﴿6﴾وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ

Artinya: “Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu agungkanlah! dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah,dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.” (Q.S. Al-Mudatsir: 1-7)

إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ ﴿17﴾فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ﴿18﴾

Artinya: “Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu”. (Q.S. Al-Qiyamah: 17-18)

Menurut Ramayulius, tugas yang diemban oleh Nabi SAW. dalam surah Al-Mudatsir ayat 1-7, yaitu[27] :
1.      Taat beragama
2.      Giat dan rajin berdakwah
3.      Membesihkan diri, jiwa baik lahir dan batin
4.      Percaya kepada kemampuan sendiri
5.      Tabah dan ulet dalam melaksanakan tugas.

c). Prosedur atau Langkah- Langkah Penerapan Metode Resitasi
Yang perlu diperhatikan dalam langkah-langkah metode resitasi
1.      Merumuskan tujuan secara operasional/ spesifik tentang target yang akan dicapai
2.      Memperkirakan apakah tujuan itu dapat dicapai dalam batas-batas waktu tertentu
3.      Tenaga serta sarana yang tersedia
4.      Dapat mendorong siswa secara aktif dan kreatif untuk mempelajari dan mempraktekkan pelajaran yang telah diberikan, agar siswa mempunyai pengetahuan..[28]
Sementara pelaksanaan metode resitasi dilaksanakan dalam kegiatan belajar perorangan maupun kelompok. Adapun pelaksanaan yang ditempuh dalam metode ini antara lain:[29]
1.      Pendahuluan. Pada tahap ini perlu mempersiapkan mental murid untuk menerima tugas yang akan diberikan kepada mereka pada pelajaran inti, untuk itu perlu memberikan kejelasan tentang suatu bahan pelajaran yang dilaksanakan dengan metode ini.
2.      Pelajaran inti. Guru memberikan tugas, murid melaporkan hasil kerja mereka, sementara guru mengadakan koreksi terhadap tugas-tugas tersebut.
3.      Penutup. Pada langkah ini murid bersama guru mencek kebenaran sementara murid disuruh mengulangi tugas itu kembali.
d). Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi[30]
Kelebihan metode resitasi adalah:
ü    Pengetahuan yang diperoleh murid baik dari hasil belajar, hasil eksperimen atau penyelidikan, banyak berhubungan dengan minat dan berguna untuk hidup mereka dan akan lebih lama diingat.
ü      Dapat dilaksanakan dalam berbagai bidang studi.
ü     Apabila tugas tersebut dalam bentuk kelompok maka murid dapat saling bekerjasama dan saling membantu.
ü   Murid berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian berkreatif, berinisiatif, bertanggung jawab dan mandiri.

 Sementara kelemahan metode resitasi adalah:
ü      Tugas rumah sering dikerjakan oleh orang lain, sehingga murid tidak tahu apa yang harus dikerjakan.
ü      Tugas yang sukar dapat mempengaruhi ketenangan mental murid.
ü      Sukar memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individual dan murid suka menyalin pekerjaan teman.

Dalam menggunakan metode resitasi terdapat tiga fase:
1. Fase pemberian tugas. Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan tujuan, jenis tugas, tugas sesuai dengan kemampuan murid, sediakan waktu yang cukup dan ada sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa
2.      Fase pelaksanaan tugas. Pada fase ini siswa diberikan bimbingan dan pengawasan oleh guru, dan diberikan dorongan sehingga anak mau berusaha, diusahakan dikerjakan oleh siswa tidak menyuruh orang lain.
3.      Fase pertanggung jawaban tugas. Hal yang harus dilakukan pada fase ini: laporan siswa, ada tanya jawab atau diskusi kelas, dan penilaian hasil tugas guru.





DAFTAR PUSTAKA

Abu Abdillah Muhammad Bin Isma’il Bin Ibrahim Bin Mughirah Al-Bukhari,   Al-Bukhari, Mausu’ah al-Hadiits al-Nabawiy al-Syariif al-Shihhah, wa al-Sunnah wa al- Masaaniid, www.islamspirit.com

Abu al-Husain Muslim Bin Hajjaj al-Qusyairi al-Niisaabury, Shahih Muslim, Mausu’ah al-Hadiits al-Nabawiy al-Syariif al-Shihhah, wa al-Sunnah wa al- Masaaniid, www.islamspirit.com

Arief, Armai, (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta, Ciputat Pers.

Fatimah, Siti, et al, (2009). Model-Model Pembelajaran SMP/SMA. Palembang, Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Rayon 4, Universitas Sriwijaya (UNSRI) Palembang.

Hawi, Akmal, (2008). Kompetensi Guru PAI. Palembang, IAIN Raden Fatah Press.

Ibnu Isma’il Al Kahlany, Muhammad, (tt). Subul Al-Salam. (Terj. Oleh Abubakar Muhammad). Surabaya, Al-Ikhlas.

Ismail SM, (2008). Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang, RaSAIL Media Group.

Muhammad Yusuf, Kadar, (2011). Tafsir Tarbawi. Pekanbaru, Zanafa Publishing.

Nizar, Samsul dan Hasibuan, Zainal Efendi, (2011). Hadits Tarbawi. Jakarta, Kalam Mulia.

Ramayulius, (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta, Kalam Mulia.

-----------------, (2008). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta, Kalam Mulia.

Sukardi, Ismail, (2011). Model dan Metode Pembelajaran Modern: Suatu Pengantar. Palembang, Tunas Gemilang Press.

Suparlan et al, (2009). PAKEM: Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Bandung, Genesindo.



http://wahyono-saputro.blogspot.com/TAFSIR TARBAWI

 

LAMPIRAN 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran [RPP]
Pendidikan Agama Islam [PAI]
Melalui Metode Demonstrasi, Eksperimen dan Resitasi

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran                        : Al-Qur’an Hadits
Kelas/ Semester                       : VIII MTs/ II
Alokasi waktu                          : 4 X 35 menit
Standar Kompetensi                :  Menerapkan  Al-Qur’an surah- surah pendek pilihan dalam kehidupan sehari-hari tentang menimbun harta (serakah)
Kompetensi Dasar :
Menerapkan kandungan Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur dalam fenomena kehidupan sehari- hari dan akibatnya.

Indikator :
ü       Memahami keterkaitan isi kandungan Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur tentang sifat cinta dunia dan melupakan kebahagiaan hakiki dalam fenomena kehidupan.
ü       Menerapkan kandungan Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur dalam fenomena kehidupan sehari- hari dan akibatnya.

I.        Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu menerapkan kandungan Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur dalam fenomena kehidupan sehari-hari dan akibatnya.

II.      Tujuan Perbaikan Pembelajaran:
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa

III.    Materi Pokok/Pembelajaran:
Al-Qur’an surah pendek pilihan tentang menimbun harta (serakah)

IV.    Metode Pembelajaran
Metode demonstrasi

V.      Skenario Pembelajaran
A.     Kegiatan Awal
Ø       Guru mengucapkan salam
Ø       Guru mengkondisikan kelas
Ø       Guru dan siswa membaca doa sebelum belajar
Ø       Guru mengabsen siswa
Ø       Guru dan siswa melafalkan Q.S.At-Takatsur bersama-sama selama sepuluh menit.


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ  .حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ  .  كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ  .ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ  .كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ  .  لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ. ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ .  ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ .


1.       Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,
2.       sampai kamu masuk ke dalam kubur.
3.       janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),
4.       dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.
5.       janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,
6.       niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim,
7.       dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin.
8.       kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).

Ø       Mengemukakan tujuan pembelajaran “menerapkan kandungan Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur.dalam fenomena kehidupan sehari- hari dan akibatnya”.
Ø       Peserta didik menyiapkan buku paket

B.      Kegiatan Inti
Ø       Guru membacakan materi pokok tentang “Al-Qur’an surah pendek pilihan tentang menimbun harta (serakah)”.
Ø       Guru menunjuk salah satu siswa maju ke depan kelas berperan sebagai guru untuk membaca dan menterjemahkan Q.S. At-Takatsur ayat perayat secara bergiliran di antara siswa hingga tuntas sampai akhir surah.
Ø       Siswa (secara acak) diminta menyimpulkan isi kandungan dari masing- masing surah di depan kelas.
Ø       Siswa menyalin Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur.
Ø       Guru menganjurkan agar siswa mempraktekkan bacaan Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur setiap kali salat.
Ø       Mengadakan tanya jawab tentang makna yang terkandung dalam Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur.

C.     Kegiatan Akhir
Ø       Memberitahukan pelajaran yang akan datang
Ø       Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah/ doa.


VI.                Media dan Sumber Belajar
Ø       Al-Qur’an
Ø       Buku teks Al-Qur’an Hadits kelas VIII MTs

VII.              Penilaian : Tes tulis danTes Lisan
Ø       Bentuk instrumen essay

VIII.            Evaluasi
Ø       Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1.       Apa balasan orang-orang yang selalu membangga-bangakan hartanya sampai lalai akan kewajibannya kelak di akhirat?
2.       Tulis dengan benar Al-Qur’an Surah At-Takatsur!
3.       Tulis terjemah Al-Qur’an Surah At-Takatsur ayat 1!
4.       Jelaskan dengan singkat makna ayat (1) Surah At-Takatsur!

                  Jumlah perolehan skor
 Skor=                                                          X100%      
                     Jumlah skor total

IX.                Kunci Jawaban
1.       Akan merasakan Siksa/ Azab Neraka Jahim
2.        
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ  .  حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ  .  كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ  .ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ  .  كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ  .لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ.ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ.  ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ

3.   Bermegah-megahan telah melalaikan kamu
4.   Ayat pertama surah At-Takatsur menjelaskan adanya peringatan Allah swt. kepada hamba-hamba-Nya yang lalai, lengah, dan telah berpaling daripada tujuan hidup yang sejati.



            Indralaya,
            Mengetahui                                                                
Kepala MTs Masdarul Ulum                                          Guru PAI/Mahasiswa



(Khairiyatul Fadhilah, S. Pd.I.)                                      ( Sukmawati S. Pd.I. )
Nip.                                                                              Nip.19550210 198303 2002







[1]Ismail SM, (2008). Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang, RaSAIL Media Group. Hlm. 20.

[2]Armai Arief (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta, Ciputat Pers. Hlm. 190.

[3]Ramayulius, (2008). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta, Kalam Mulia. Hlm. 281. Kutipan yang sama juga terdapat dalam Samsul Nizar dan Zainal Efendi Hasibuan, (2011). Hadits Tarbawi. Jakarta, Kalam Mulia. Hlm. 69. Lihat juga Ramayulius, (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta, Kalam Mulia. Hlm. 195, dalam bukunya tersebut Ramayulius menjelaskan pengertian metode demonstrasi yaitu suatu cara mengajar dimana guru mempertunjukkan tentang proses sesuatu, atau pelaksanaan sesuatu sedangkan murid memperhatikannya.

[4]Ismail Sukardi, (2011). Model dan Metode Pembelajaran Modern: Suatu Pengantar. Palembang, Tunas Gemilang Press. Hlm. 26.

[5] Abu al-Husain Muslim Bin Hajjaj al-Qusyairi al-Niisaabury, Shahih Muslim, Mausu’ah al-Hadiits al-Nabawiy al-Syariif al-Shihhah, wa al-Sunnah wa al- Masaaniid, www.islamspirit.com, Kitab Thaharah, bab (3) Sifat wudlu’ dan kesempurnaannya,
باب صفة الوضوء وكماله
hadits no. 226.
Lihat juga  Muhammad Ibnu Isma’il Al Kahlany, (tt). Subul Al-Salam. (Terj. Oleh Abubakar Muhammad). Surabaya, Al-Ikhlas. Hlm. 100.

[6] Abu al-Husain Muslim Bin Hajjaj al-Qusyairi al-Niisaabury, Shahih Muslim, Mausu’ah al-Hadiits al-Nabawiy al-Syariif al-Shihhah, wa al-Sunnah wa al- Masaaniid, www.islamspirit.com, Kitab Shalat, bab (10)
باب إثبات التكبير في كل خفض ورفع في الصلاة، إلا رفعه من الركوع فيقول فيه: سمع الله لمن حمده
hadits no. 392.

[7] Abu al-Husain Muslim Bin Hajjaj al-Qusyairi al-Niisaabury, Shahih Muslim, Mausu’ah al-Hadiits al-Nabawiy al-Syariif al-Shihhah, wa al-Sunnah wa al- Masaaniid, www.islamspirit.com, Kitab Haji, bab (39).
باب استحباب الرمل في الطواف العمرة، وفي الطواف الأول من الحج
Hadits no. 1261.
[8] Armai Arief (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta, Ciputat Pers. Hlm. 192-193.

[9] Armai Arief, Ibid. Hlm. 194

[10] Armai Arief, Ibid. Hlm. 194.

[11] Armai Arief, Ibid. Hlm. 191.Lihat juga Ramayulius, (2008). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta, Kalam Mulia.Hlm. 282.

[12] Armai Arief (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta, Ciputat Pers. Hlm. 192

[13] Ramayulius, (2008). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta, Kalam Mulia.Hlm. 282.

[14] Ramayulius, (2008). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Ibid. Hlm. 285. Di kesempatan lain, dengan redaksi sedikit berbeda ia mendefinisikan metode eksperimen adalah suatu cara mengajar dengan menyuruh murid melakukan sesuatu percobaan, dan setiap proses dan hasil percobaan itu diamati oleh setiap murid, sedangkan guru memperhatikan yang dilakukan oleh murid sambil memberikan arahan(Ramayulius, (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta, Kalam Mulia. Hlm. 195,). Kutipan serupa juga terdapat dalam Samsul Nizar dan Zainal Efendi Hasibuan, (2011). Hadits Tarbawi. Jakarta, Kalam Mulia. Hlm. 62.

[15] Ismail Sukardi, (2011). Model dan Metode Pembelajaran Modern: Suatu Pengantar. Palembang, Tunas Gemilang Press. Hlm. 28.

[16] Armai Arief (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta, Ciputat Pers. Hlm. 172.

[17]Abu Abdillah Muhammad Bin Isma’il Bin Ibrahim Bin Mughirah Al-Bukhari,   Al-Bukhari, Mausu’ah al-Hadiits al-Nabawiy al-Syariif al-Shihhah, wa al-Sunnah wa al- Masaaniid, www.islamspirit.com, Kitab Sifat Shalat, bab. (13)
باب: وجوب القراءة للإمام والمأموم في الصلوات كلها، في الحضر والسفر، وما يجهر فيها وما يخافت
hadits no. 724.

[18] Armai Arief (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta, Ciputat Pers. Hlm. 173 dan Ramayulius, (2008). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Ibid. Hlm. 286-287.

[19] Armai Arief (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta, Ciputat Pers. Hlm. 173 dan Ramayulius, (2008). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Ibid. Hlm. 287.

[20] Ibid. Hlm. 164.

[21] Ibid.

[22] Ibid.
[23] Ismail SM, (2008). Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang, RaSAIL Media Group. Hlm. 21.

[24] Ramayulius, (2008). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta, Kalam Mulia. Hlm. 329.

[25] Ismail Sukardi, (2011). Model dan Metode Pembelajaran Modern: Suatu Pengantar. Palembang, Tunas Gemilang Press. Hlm. 27.

[26] Armai Arief (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta, Ciputat Pers. Hlm.164

[27] Ramayulius, (2008). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta, Kalam Mulia. Hlm. 330
[28] Armai Arief , Ibid. Hlm. 166

[29] Ibid. Hlm. 167.
[30] Ibid. Hlm. 166-167.

3 komentar: