Selamat Datang

Assalamu'alaikum, wr wb.
Silahkan melihat, mempelajari atau mengunduh isi materi artikel dalam blog ini, juga sampaikan tabayyun demi kebaikan bersama, dan jangan lupa do'a buat pemilik blog ini. Semoga bermanfaat, Wassalam.

Jumat, 25 Mei 2012

KITEMARKS AND PRIZES-TQM Series


KITEMARKS AND PRIZES

Pelanggan memerlukan jaminan dan kepercayaan, bahwa penyuplai memiliki kemampuan menyediakan produk atau pelayanan secara tetap untuk memantapkan mutu.”
~Lembaga Standar Inggris~

Standar mutu eksternal memiliki sebuah aturan penting yang bermain dalam membantu organisasi mengembangkan budaya TQM. Aturan tersebut tidak diwajibkan dan, ketika banyak organisasi lebih suka untuk tidak terbebani dengan pertemuan standar milik orang lain, namun aturan tersebut merupakan harga yang patut dipertimbangkan ketika pembangunan program mutu. Aturan tersebut sangat bermanfaat untuk tujuan penilaian diri dan sebagai kerangka untuk melakukan audit proses mutu.

ISO 9000
Seri ISO 9000 adalah standar mutu utama dunia dengan sekitar 350.000 pemakai di seluruh dunia. Dipublikasikan pertamakali di Inggris pada tahun 1979 di bawah judul “SISTEM MUTU’ dan telah dikenal hingga pertengahan tahun 1990-an di Inggris sebagai BS5750. Standar tersebut merupakan model asli di Inggris dalam hal persayaratan prosedur mutu oleh Kementerian Pertahanan dan NATO dalam peraturan mereka sebagai procurement agencies. AQAPs (Allied Quality Assurance Procedures)- Prosedur Jaminan Mutu Persekutuan) dibangun untuk sebuah standar internasional pada tahun 1980.
            ISO 9000 tertuju pada manajemen mutu, didefinisikan sebagai alat yang mana sebuah organisasi memberdayakan sumber-sumber dayanya untuk menyesuaikan dengan pelanggannya dan pemenuhan-pemenuhan yang bersifat teratur dan mekanisasi pemberdayaan itu dilakukan dalam rangka perbaikan yang berkelanjutan. Sejak Desember 2003 seperangkat standar ISO 9000 yang baru beroperasi. Ini disebut dengan istilah ISO 9000:2000.

FILOSOFI DI BALIK ISO9000.
Filosofi di balik ISO9000 adalah kualitas harus dibangun ke dalam sistem dan prosedur organisasi, yang mana titik tekannya adalah pada aspek pencegahan daripada pengobatan (perbaikan). Agar dapat sesuai dengan keinginan ISO9000, sebuah organisasi harus membangun mutu pada setiap tahap, dari desain pengantaran, penilaian dan evaluasi, melalui sebuah sistem formal dan teliti untuk menjamin kecocokan produk atau pelayanan terhadap spesifikasinya. Tujuannya adalah untuk menghasilkan sebuah tingkat konsisten produk atau pelayanan yang mana bagus untuk dijadikan acuan.
            ISO9000 mensyaratkan bahwa semua kegiatan diperlukan untuk menghasilkan produk dan layanan yang terdokumentasikan jika sistem mutu dimaksudkan untuk kecocokan standar. Sebuah pengembangan pendidikan tentunya akan, sebagai contoh, memerlukan semua dokumen kegiatan yang tertuju pengantaran program-programnya, termasuk seleksi, wawancara, pengantar, disiplin, penilaian, pencatatan perolehan, saran dan bimbingan dan seterusnya. ISO9000 menempati sebuah posisi disiplin ilmu yang dipertimbangkan dalam maksud penggunaannya. Meletakkan sebuah sistem dalam sebuah tempat adalah tidak mudah atau terus terang, ia meliputi sebuah investasi sumberdaya yang besar dan waktu staff. Setiap orang dalam lembaga perlu memahami implikasinya dan bekerja berdasar sistem dan mengikuti prosedur langkah yang telah ditempatkan. Banyak guru mungkin mempertimbangkan penekanan dalam mengikuti rincian yang telah diinstruksikan secara tertulis yang sangat mengikat terhadap prakarsa dan birokrasi yang berlebihan, meski dalam satu hal dapat menyediakan bimbingan dan arahan yang bermanfaat.

PENERAPAN ISO9000:2000 DALAM PENDIDIKAN
ISO 9000 terdahulu memberikan sejumlah permasalahan terhadap lembaga pendidikan karena konteks aslinya merujuk kepada perusahaan. Hal itu membutuhkan pertimbangan penerjemahan ke dalam konteks pendidikan. Hal itu berdasarkan catatan kecocokan produk yang begitu sulit untuk diterjemahkan ke dalam sebuah seting pendidikan, khususnya apabila produknya dimengertikan sebagai siswa atau peserta didik.
        Bagaimanapun ISO9000:2000 saat ini berbicara mengenai proses dan sejauh lebih dapat akses kepada organisasi-organisasi pelayanan dan untuk pengembangan pendidikan.
        ISO9000:2000 berdasar atas delapan prinsip yang dapat digunakan oleh tim manajemen sebuah organisasi untuk membuktikan kinerja. Berikut kedelapan prinsip tersebut:
  1. Fokus pelanggan- ini merupakan catatan umum untuk semua proses yaitu kesesuaian kandungan mutu dan kesesuaian harapan pelanggan. Penerapan prinsip akan meminta sebuah organisasi meneliti kembali keinginan pelanggan dan harapan dan mengukur seberapa baik mereka mampu menjawab tantangan akan harapan pelanggan mereka. Dalam konteks dunia pendidikan pelanggan sudah pasti adalah siswa atau peserta didik, orangtua mereka, pegawai masa depan mereka atau pengembangan aspek pendidikan lainnya.
  2. Kepemimpinan- kemampuan seorang pemimpin untuk membangun sebuah visi dan maksud adalah kunci kesuksesan sebuah organisasi. Pemimpin memberikan inspirasi bagi yang lainnya, menyediakan mereka sumber-sumber daya untuk melakukan tugas mereka, dan menjamin bahwa keinginan semua fihak, staff dan pelanggan, komunitas lokal dan yang lainnya kesemuanya dikenali dan harus sesuai. Kepemimpinan telah ditentukan sebagai variabel kunci dalam kesuksesan sekolah. Tekanan dalam kepemimpinan di sini bagusnya pekerjaan dan kecocokan terhadap temuan-temuan penelitian yang kesemuanya akan diberlakukan dalam perbaikan sekolah.
  3. Keterlibatan masyarakat- Organisasi membutuhkan masyarakatnya untuk menggunakan kemampuan bagi keuntungan organisasi. Penjaminan bahwa ini pasti terjadi adalah sangat penting bagi inovasi dan kreativitas. Tanpa staff- baik guru dan staff pendukung- pengembangan pendidikan akan tidak berfungsi. Perencanaan akan keinginan staff dan menjamin bahwa bakat mereka akan digunakan secara penuh adalah penanda utama kesuksesan.
  4. Pendekatan proses- hal ini mengenai efisiensi dan keefektifan kegiatan-kegiatan inti organisasi dan pentingnya pembangunan sebuah pendekatan yang sistematik untuk manajemen mereka. Pengembangan aturan yang jelas dan pertanggungjawaban, pengenalan kegiatan-kegiatan pokok merupakan beberapa isu yang penting dalam sebuah pendekatan proses. Manajemen sistematis proses pengajaran dan pembelajaran adalah apa yang harus dipenuhi agar cocok dengan persyaratan dari sebuah prinsip-prinsip proses.
  5. Pendekatan sistem manajemen- hal ini mengenai pengenalan saling keterkaitan proses dan pemerataannya untuk mencapai hasil terbaik. Ini menyangkut penjaminan bahwa di sana terdapat sebuah sistem yang jelas dalam penempatan dan pengembangan target dan tujuan yang jelas. Kepemilikan penanda yang jelas akan kinerja dan penjaminan bahwa proses manajemen ini untuk menyesuaikan dengan target merupakan aspek utama dari manajemen pendidikan.
  6. Perbaikan yang berkelanjutan- perbaikan yang berkelanjutan merupakan sasaran bagi semua sistem mutu. Hal ini mengenai jaminan bahwa masyarakat memiliki pelatihan dan keterampilan yang disyaratkan untuk melakukan perbaikan dan menjamin bahwa terdapat sebuah pendekatan organisasi yang luas bagi perbaikan kinerja. Sekolah dan pengembangan pendidikan yang lainnya perlu menjadi perhatian dalam perbaikan yang berkelanjutan seperti layaknya organisasi yang lain. Satu di antara faktor kunci adalah pentingnya pengembangan dan pelatihan staff dan perlunya menjamin terdapat pendekatan yang sistematis terhadap pengembangan staff dan sebuah investasi yang memadai dalam pelatihan mereka.
  7. Pendekatan faktual pembuatan keputusan- Ini mensyaratkan bahwa keputusan telah dibuat berdasarkan pada data dan informasi. Itu berarti menjamin bahwa data memang tersedia dan keputusan diinformasikan oleh informasi yang telah tersedia. Data mengenai siswa dan kinerja mereka dan sejumlah hal seperti tambahan nilai yang diberikan kepada mereka melalui proses pendidikan jelas sangat penting untuk pembuatan keputusan yang baik dalam pendidikan.
  8. Hubungan penyuplai yang menguntungkan bersama- organisasi apapun berada dalam sebuah hubungan kemitraan bersama yang menguntungkan dengan penyuplainya yang dapat memberikan nilai bagi kedua belah fihak. Ini mengenai komunikasi yang jelas dan terbuka, penanganan proyek bersama dan keahlian penyelidikan pendapat umum. Pentingnya hubungan penyuplai bagi pengembangan pendidikan adalah jelas. Sekolah yang senior memiliki hubungan dalam sistem persekolahan. Hubungan dengan grup komunitas juga diperlukan untuk dipertimbangkan dalam topik ini.



APAKAH ISO9000 MENJAMIN MUTU?
ISO9000 hanya menyusun standar untuk sistem mutu. Ia tidak menyususun standar apa yang harus dicapai oleh sebuah lembaga atau peserta didiknya. Para staff lembaga tersebut bersama pelanggannya dan mereka yang layak adalah merupakan para penilai standar pengajaran dan pembelajaran. Apa yang dapat dilakukan ISO9000 adalah menjamin bahwa terdapatnya sistem dalam menempatkan standar-standar tersebut sekali hal-hal tersebut diputuskan.
            ISO9000 tidak dapat menjamin konsistensi standar di antara lembaga. Ini merupakan sebuah pertimbangan yang sangat penting, karena begitu banyak perhatian diberikan di Inggris dan sistem pendidikan lain terhadap pertanyaan tentang konsistensi standar di antara lembaga.

PENANAM MODAL DALAM MASYARAKAT INGGRIS
Investors in People (IIP)- Penanam modal dalam Masyarakat- telah diluncurkan pada bulan Oktober 1991 dan telah direvisi secara substansial dalam beberapa tahun belakangan. Berbeda dengan seri ISO9000 yang sesungguhnya sebuah standar untuk pengembangan sumberdaya manusia dan pelatihan, dan hanya memiliki sebuah elemen dalam sebuah program TQM. Hal tersebut merupakan faktor lain yang menjauhkan yakni dalam sebuah standar UK (Inggris) yang tanpa persamaan Internasional dan ketiadaan pengakuan Internasional mungkin dapat mengurangi minat beberapa organisasi mengikutinya.
            Penanam modal dalam masyarakat Inggris adalah berdasarkan pada pengalaman kesuksesan orrganisasi di Inggris yang memiliki pengakuan bahwa sebuah keterampilan dan kekuatan kerja yang termotivasi adalah sebuah hal yang sangat krusial terhadap sukses mereka. IIP menyediakan sebuah metodologi untuk pembangunan staff dengan cara membantu dalam hal pencapaian tujuan organisasi.  Hal-hal yang prinsip yang harus terpenuhi bagi sebuah organisasi untuk menjadi  investor dalam masyarakat Inggris adalah:
  1. Komitmen- sebuah investor dalam masyarakat Inggris komitmen penuh terhadap pengembangan masyarakatnya agar mencapai sasaran dan tujuannya.
  2. Perencanaan- sebuah investor dalam masyarakat Inggris harus memiliki sasaran dan tujuan yang jelas dan apa yang dibutuhkan masyarakatnya dalam mencapai sasaran dan tujuan tersebut.
  3. Tindakan- sebuah investor dalam masyarakat mengembangkan masyarakatnya secara efektif dalam hal membuktikkan kinerjanya.
  4. Evaluasi- sebuah investor dalam masyarakat harus memahami dampak yang timbul dari investasinya dalam masyarakat akan kinerjanya.

Seperti standar mutu yang lainnya, bukti sangat dituntut oleh audit luar yang menangani pengauditan. Sebuah kondisi yang fleksibel dan audit yang minimalis dalam hal pelaporan dibandingkan dengan penanganan ISO9000. Para audit mengumpulkan bukti mereka secara mendalam dalam melakukan diskusi dengan anggota staff. Lembaga perlu mendemonstrasikan spirit IIP nya, dan bukan hanya dalam bentuk keberadaan sebuah sistem formal untuk penjaminannya.
Penanam modal dalam masyarakat Inggris telah mengembangkan investasi untuk bisnis, tetapi hal tersebut juga dapat diadaptasikan terhadapa dunia pendidikan. Sejumlah sekolah, akademi dan universitas, telah melihat kemungkinanannya terhadap prakarsa pengembangan mutu mereka.
Proses merupakan sebuah seruan terhadap banyak lembaga pendidikan yang siap memiliki proses pengembangan yang baik terhadap perbaruan pengembangan staff.
Seperti ISO9000, penanam modal dalam masyarakat Inggris tidak menjamin mutu. bagaimanapun, hal itu dapat menjadi hal penanda terpenting bahwa sebuah lembaga dalam rangka mengembangkan sebuah proses manajemen sistematik untuk membuktikkan efektivitas sumber yang paling berharga- yakni para staffnya.

PENGHARGAAN DEMING (JEPANG)
Penghargaan Deming adalah penghargaan Nasional Jepang untuk mutu dan tidak tersedia secara internasional. Himpunan ilmuan dan ahli mesin Jepang telah mendirikannya pada tahun 1950 dalam mengenang sumbangan W. Edward Deming terhadap Jepang untuk pengawasan mutu terpadu.
            Memenangkan Penghargaan Deming untuk penguasaan pengawasan mutu terpadu merupakan sebuah obsesi bagi banyak pemilik nama besar bisnis di Jepang.
            Terdapat sejumlah kategori penghargaan. Penghargaan diberikan kepada sebuah perusahaan besar, sebuah divisi, sebuah perusahaan dan untuk perusahaan skala kecil dan menengah. Ada juga penghargaan Deming untuk individu yang telah menghasilkan sebuah sumbangan yang terkenal terhadap teori statistik. Sebagai tambahan, ada juga medali pengawasan mutu Jepang yang didirikan pada tahun 1969, yang mana perusahaan dapat berkompetisi lima tahun sekali setelah memenangkan penghargaan Deming. Agar masuk daftar dalam sebuah penghargaan manajemen top sebuah perusahaan harus mengajukan permohonan. Para pakar dari luar kemudian melakukan sebuah audit mutu yang teliti untuk membatasi pemenang. Banyak pemilik nama perusahaan dari industri Jepang memenangkannya, termasuk di antaranya Toshiba, Toyota dan Komatsu.
            Yang menarik, ketika kriteria penghargaan banyak sekali, panitia tidak menuntut pemohon untuk menyesuaikan dengan sebuah model mutu. Yang diharapkan kepada pemohon adalah agar mereka memahami keadaan mereka sendiri, membangun tema dan sasaran mereka sendiri dan menyusun tujuan perubahan dan perbaikan mereka sendiri. Proses dan hasil yang telah dilakukan kemudian di periksa oleh para penguji, sebagai sebuah prospek kedepan organisasi. Para penguji mengevaluasi apakah proses pemohon sepadan dengan siituasi mereka.

PENGHARGAAN MUTU NASIONAL MALCOLM BALDRIGE (AMERIKA SERIKAT)
Penghargaan mutu nasional Malcolm Baldrige milik Amerika Serikat sama bergengsinya dengan penghargaan Deming di Jepang. Penghargaan tersebut dibentuk oleh Kongres Amerika Serikat pada tahun 1987 dan diberi nama- sebagai penghargaan- Sekretaris Negara ‘Malcolm Baldrige’ yang telah sangat serius menjadi penganjur manajemen mutu sebagai kunci kemakmuran nasional. Lembaga Nasional standar dan teknologi milik Departemen Perdagangan Amerika Serikat adalah yang mengelola penghargaan tersebut.
Penghargaan Malcolm Baldrige bukanlah standar seperti ISO9000. Ia merupakan sebuah kompetisi tahunan. Penghargaan didisain untuk mengetahui perusahaan-perusahaan Amerika yang memiliki keistimewaan dalam hal manajemen dan pencapaian mutu. Penghargaan diberikan setahun sekali dengan kategori; Manufaktur, pelayanan, dan bisnis kecil. Pada tahun 1999, penghargaan tambahan telah dikenalkan dalam bidang pendidikan dan perlindungan kesehatan. penghargaan tambahan tersebut berfokus pada:
1.        Hasil dan pelayanan,
2.      Keikutsertaan aneka perdagangan dan kelompok profesional,
3.       Pendekatan-pendekatan inovatif  terhadap mutu,
4.      Sumberdaya manusia dan fokus pelanggan,
5.      Pentingnya berbagi informasi.

Kriteria Malcolm Baldrige lebih baik dibanding filosofi mutu Deming. Di dalamnya sangat menekankan pada aspek non prosedural mutu seperti kepemimpinan, manajemen sumberdaya manusia termasuk karyawan yang bermoral dan berperilaku baik, dan kepuasaan pelanggan. Tidak seperti ISO9000, yang membicarakan apakah sebuah organisasi menuruti sistem mutu miliknya, penghargaan Malcolm Baldrige fokus pada perbaikan berkelamjutan dan hasil. Pemohon akan diuji dengan kriteria yang diperbaharui secara teratur. Tujuh kategori susunan kriteria penghargaan adalah berikut ini:
  1. Kepemimpinan- menguji bagaimana para eksekutif senior    mengawal organisasi dan bagaimana organisasi mengarahkan tanggungjawabnya kepada masyarakat umum dan mempraktekkan kewarganegaraan yang baik.
  2. Perencanaan strategis-  menguji bagaimana sebuah organisasi menyusun arah strategi dan bagaimana ia membatasi rencana-kunci rencana tindakan.
  3. Fokus pasar dan pelanggan- menguji bagaimana sebuah organisasi membatasi harapan dan tuntutan  pasar dan pelanggan.
  4. Analisis dan informasi- menguji manajemen, penggunaan yang efektif, analisis data dan informasi untuk mendukung kunci proses organisasi dan sistem manajemen kinerja organisasi.
  5. Fokus sumberdaya manusia- menguji bagaimana sebuah organisasi memungkinkan sistem kerjanya untuk mengembangkan potensi penuhnya, dan bagaimana kekuatan kerja bersinergi dengan tujuan organisasi.
  6. Manajemen proses- menguji aspek bagaimana kunci produksi/pengantaran dan dukungan proses didisain, dikelola dan diperbaiki.
  7. Hasil bisnis- menguji kinerja organisasi dan perbaikan dalam kunci wilayah bisnisnya yang meliputi: kepuasan pelanggan, kinerja penempatan pasar dan keuangan, sumberdaya manusia, kinerja para rekanan dan penyuplai, dan kinerja organisasi. Kategori juga menguji bagaimana penampilan relatif organisasi terhadap pesaingnya.

PENGHARGAAN MUTU EROPA
Presiden dari pimpinan 14 perusahaan Eropa pada tahun 1988 meluncurkan European Foundation for Quality Management (EFQM)- Yayasan Eropa untuk manajemen mutu-, yang hingga kini keanggotaannya mencapai hingga 170 perusahaan, yang bertujuan untuk merangsang dan membantu perusahaa-perusahaan Eropa dalam mengembangkan mutu terpadu mereka. Penghargaan mutu Eropa diluncurkan saat berlangsungnya pertemuan EFQM tahun 1991 di Paris. Tujuan EFQM dan penghargaan mutu Eropa adalah penggerak khusus untuk memajukan pengembangan TQM.
            Tujuan penghargaan adalah untuk mengetahui organisasi yang membayar perhatian secara khusus terhadap mutu terpadu, dan untuk mendorong perusahaan lain untuk mengikuti perusahaan model. Penghargaan mutu Eropa bukanlah sebuah standar tetapi penghargaan kompetisi seperti penghargaan Deming di Jepang dan penghargaan Malcolm Baldrige di Amerika Serikat. Ia merupakan penghargaan tahunan tunggal yang dipersembahkan untuk eksponen TQM yang paling sukses di Eropa Barat dan sebagai tambahan, bahwa terdapat sejumlah penghargaan-penghargaan mutu Eropa bagi perusahaan-perusahaan yang telah mendemonstrasikan kelebihan mereka dalam manajemen mutu mereka. Kriteria untuk penghargaan khusus untuk daratan Eropa dan didisain sebagai model istimewa bagi perusahaan tanpa memperhatikan ukuran dan jenis bisnis. Fokus dari penghargaan mutu Eropa adalah ‘Apakah anda mencoba melakukan hal-hal yang tepat?’ Ia menempatkan penekanan yang lebih dibandingkan penghargaan Malcolm Baldrige dalam hal dampak organisasi dalam masyarakat, peralatan sumber dan dalam hasil bisnis.
            Sebuah organisasi yang sengaja ingin memperoleh penghargaan akan diuji pada hasil produk dan pencapaian kinerja perbaikan di bawah topik berikut:
  1. Kepuasan pelanggan
  2. Kepuasan karyawan
  3. Kinerja bisnis
  4. Dampaknya dalam masyarakat.

Terdapat delapan kriteria khusus dan nilai-nilai relatifnya di dalam seluruh penghargaan yaitu:
  1. Kepuasan pelanggan- pandangan terhadap pelanggan eksternal, langsung maupun tak langsung, pelayanan dan produk perusahaan (20%).
  2. Masyarakat- Manajemen masyarakat perusahaan dan perasaan masyarakat tentang perusahaan (18%).
  3. Hasil bisnis- pencapaian perusahaan dalam hubungannya dengan perencanaan kinerja bisnis (15%).
  4. Proses- manajemen semua kegiatan tambahan di dalam perusahaan (14%).
  5. Kepemimpinan- perilaku semua manajer dan mentrasnformasikan perusahaan ke arah mutu terpadu (10%).
  6. Sumber-sumber- Manajemen, perlengkapan,  dan pemeliharaan keuangan, informasi dan sumber-sumber teknologi (9%).
  7. Kebijakan dan strategi- visi perusahaan, nilai dan arahan dan cara yang dapat mencapainya (8%).
  8. Dampak dalam masyarakat- pandangan komunitas luas perusahaan. Pandangan-pandangan pendekatan perusahaan terhadap mutu kehidupan, terhadap lingkungan dan terhadap kebutuhan bagi pemeliharaan sumber-sumber umum kesemuanya termasuk hal-hal yang dinilai (6%).
Sebagai penghargaan yang relatif baru adalah masih terlalu dini untuk menilai dampaknya, tetapi perhatian khusus untuk menyediakan sebuah  penghargaan dalam Uni Eropa dapat disejajarkan dengan penghargaan Deming di Jepang dan penghargaan Malcolm Baldrige di Amerika Serikat. Permasalahan yang dihadapi penghargaan mutu Eropa dan yang lainnya adalah hanya terdapat satu pemenang tahunan saja, yang sepertinya bahwa dampaknya akan dibatasi terhadap perusahaan-perusahaan besar. Tujuan penghargaan secara jelas adalah untuk mendorong peniruan pameran istimewa oleh pemenang penghargaan. Kompetisi mutu Eropa dapat dimasuki oleh lembaga pendidikan yang mana pendidikan dan perlengkapan pelatihan tersebut memiliki sebuah aspek Eropa yang signifikan.

~Palembang, 25 Mei 2012~

Rabu, 16 Mei 2012

METODE PEMBELAJARAN PAI KONVENSIONAL


METODE PEMBELAJARAN PAI KONVENSIONAL
(DEMONSTRASI, EKSPERIMEN, DAN RESITASI)
TEORI DAN APLIKASI

 

Oleh :

Wahyono Saputro (NIM. 2110103187)
Kurniawan            (NIM. 2110103173)



MODEL-MODEL PEMBELAJARAN PAI

Dosen Pengampu :

Dr. H. Ismail Sukardi, M. Ag.




MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2012 

PEMBAHASAN

A. METODE DEMONSTRASI (Demonstration Method)
a). Pengertian Metode Demonstrasi
Ada beberapa pengertian yang ditawarkan berkaitan dengan metode demonstrasi,  antara lain:
  1. Menurut Ismail SM yaitu suatu metode pembelajaran yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.[1]
  2. Menurut Arief, yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu kepada siswa.[2]
  3. Menurut Ramayulius, adalah sebuah metode yang digunakan untuk menggambarkan suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoperasian peralatan barang atau benda.[3]
  4. Menurut Muhibbin Syah seperti dikutip oleh Sukardi, metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.[4]

b). Landasan atau Prinsip Dasar Metode Demonstrasi
Landasan atau prinsip dasar metode demonstrasi ini banyak terdapat dalam hadits Nabi Muhammad SAW. yakni yang berkaitan dengan cara wudlu’, shalat, haji dan ibadah lainnya. Berikut di antara hadits-hadits yang dijadikan landasan untuk memperkuat metode demonstrasi ini:
1. Hadits tentang cara wudlu’ Nabi Muhammad SAW;
3 - (226) حدثني أبو الطاهر أحمد بن عمرو بن عبدالله بن عمرو بن سرح، وحرملة بن يحيى التجيبي. قالا: أخبرنا ابن وهب عن يونس، عن ابن شهاب؛ أن عطاء بن يزيد الليثي أخبره؛ أن حمران مولى عثمان أخبره؛ أن عثمان بن عفان رضي الله عنه دعا بوضوء. فتوضأ. فغسل كفيه ثلاث مرات. ثم مضمض واستنثر. ثم غسل وجهه ثلاث مرات. ثم غسل يده اليمنى إلى المرفق ثلاث مرات. ثم غسل يده اليسرى مثل ذلك. ثم مسح رأسه. ثم غسل رجله اليمنى إلى الكعبين ثلاث مرات. ثم غسل اليسرى مثل ذلك. ثم قال: رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم توضأ نحو وضوئي هذا. ثم قال رسول الله صلى الله عليه وسلم "من توضأ نحو وضوئي هذا، ثم قام فركع ركعتين، لا يحدث فيهما نفسه، غفر له ما تقدم من ذنبه".

Artinya: Dari Humran (katanya) Usman bin Affan ra. : Bahwa Ia (Usman ra.) minta air lalu berwudu. Beliau membasuh kedua telapak tangannya tiga kali lalu berkumur dan mengeluarkan air dari hidung. Kemudian membasuh wajahnya tiga kali, lantas membasuh tangan kanannya sampai siku tiga kali, tangan kirinya juga begitu. Setelah itu mengusap kepalanya, kemudian membasuh kaki kanannya sampai mata kaki tiga kali, begitu juga kaki kirinya. Kemudian berkata: Aku pernah melihat Rasulullah saw. berwudu seperti wuduku ini, lalu beliau bersabda: Barang siapa yang berwudu seperti cara wuduku ini, lalu salat dua rakaat, di mana dalam dua rakaat itu ia tidak berbicara dengan hatinya sendiri, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni. (Shahih Muslim No.226).[5]
2. Hadits tentang cara shalat Nabi Muhammad SAW;
28 - (392) حدثنا محمد بن رافع. حدثنا عبدالرزاق. أخبرنا ابن جريج. أخبرني ابن شهاب عن أبي بكر بن عبدالرحمن؛ أنه سمع أبا هريرة يقول:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا قام إلى الصلاة يكبر حين يقوم. ثم يكبر حين يركع. ثم يقول "سمع الله لمن حمده" حين يرفع صلبه من الركوع. ثم يقول وهو قائم "ربنا ولك الحمد" ثم يكبر حين يهوي ساجدا. ثم يكبر حين يرفع رأسه. ويكبر حين يسجد. ثم يكبر حين يرفع رأسه. ثم يفعل مثل ذلك في الصلاة كلها حتى يقضيها. ويكبر حين يقوم من المثنى بعد الجلوس.
ثم يقول أبو هريرة: إني لأشبهكم صلاة برسول الله صلى الله عليه وسلم.

Artinya: ...Dari Abu Bakar bin Abdurrahman, bahwa ia telah mendengar Abu Hurairah ra. berkata: “Adalah Rasulullah SAW apabila berdiri hendak shalat Ia bertakbir ketika (mulai) berdiri. Kemudian bertakbir ketika rukuk, kemudian mengucap “Sami’allahu liman hamidah”, ketika mengangkat tulang sulbinya dari rukuk. Kemudian mengucapkan “Rabbana wa laka al hamd” dalam posisi berdirinya. Kemudian bertakbir ketika dalam keadaan sujud. Kemudian bertakbir ketika mengangkat kepalanya. Kemudian bertakbir ketika sujud. Kemudian bertakbir ketika mengangkat kepalanya. Kemudian Ia (Nabi SAW) melakukan hal yang serupa itu di dalam proses shalat secara keseluruhan hingga tuntas. Kemudian Ia (Nabi SAW)bertakbir ketika berdiri pada pada (rakaat) kedua setelah duduk.Kemudian Abu Hurairah ra. berkata: ”Sesungguhnya aku adalah orang yang paling mirip Rasulullah shalatnya daripada kalian”.[6]

3. Hadits tentang cara manasik haji Nabi Muhammad SAW;
230 - (1261) حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة. حدثنا عبدالله بن نمير. ح وحدثنا ابن نمير. حدثني أبي. حدثنا عبيدالله عن نافع، عن ابن عمر؛
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان إذا طاف بالبيت الطواف الأول، خب ثلاثا ومشى أربعا. وكان يسعى ببطن المسيل إذا طاف بين الصفا والمروة. وكان ابن عمر يفعل ذلك.

Artinya: Dari Ibnu Umar ra. : “Bahwa Rasulullah saw. jika melakukan tawaf di Baitullah sebagai tawaf pertama dalam haji dan umrah, maka beliau berlari-lari kecil sebanyak tiga putaran dan berjalan biasa sebanyak empat putaran. Lalu beliau melakukan sai antara Shafa dan Marwah”.[7]

c). Prosedur atau Langkah- Langkah Penerapan Metode Demonstrasi
1.      Perencanaan yang terdiri atas;.
1)      Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan dapat tercapai setelah metode demonstrasi selesai.
2)      Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan.
3)      Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan
4)      Selama demonstrasi berlangsung, seorang guru melakukan instropeksi diri apakah:
ü      Para siswa telah mendengarkan semua keterangannya,
ü   Semua media telah sesuai dengan tempat dan posisinya masing-masing sehingga para siswa telah melihatnya dengan jelas.
ü      Para siswa disarankan untuk membuat catatan yang dianggap penting
5)      Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik[8]
2.      Pelaksanaan
1)      Melakukan cek ulang
2)      Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian siswa
3)      Mengingat keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik
4)      Mengingat poin-poin materi
5)      Menstimulasi peran aktif siswa tentang apa yang dilihat, didengar, dengan cara mengajukan pertanyaan, membandingkannya dengan yang lain atau melakukannya sendiri
6)      Hindari ketegangan[9]
3.      Evaluasi
Sebagai follow up (lanjutan) setelah pelaksanaan demonstrasi sering diiringi dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebihh lanjut, di rumah ataukah di sekolah. Evaluasi juga memperhatikan aspek perencanaan, pelaksanaan maupun follow up.[10]

d). Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi
Kelebihan metode demonstrasi antara lain;[11]
ü      Memompa keaktifan siswa mengikuti proses pembelajaran
ü      Dapat membantu siswa untuk mengingat lebih lama tentang materi yang telah disampaikan
ü      Dapat memusatkan perhatian siswa
ü      Dapat mengurangi kesalahpahaman karena pengajaran menjadi lebih jelas dan konkret
ü      Memperluas pemahaman peserta didik
Kekurangan metode demonstrasi antara lain;[12]
ü      Menyita waktu
ü      Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efektif
ü      Memerlukan banyak tenaga
ü      Bila siswa tidak aktif maka metode demonstrasi juga menjadi tidak efektif.
Sedang menurut Ramayulius, kekurangan metode demonstrasi yaitu:[13]
ü      Membutuhkan kemampuan yang optimal para pendidik untuk itu perlu persiapan yang matang.
ü      Sulit dilaksanakan bila tidak ditunjang oleh waktu, tempat dan peralatan yang cukup.

B.  METODE EKSPERIMEN (Experimental Method)
a). Pengertian Metode Eksperimen
Ada beberapa pengertian yang diajukan di antaranya ialah;
1.      Menurut Ramayulius, metode eksperimen adalah apabila seseorang peserta didik melakukan sesuatu percobaan setiap proses dan hasil percobaan itu diamati oleh setiap peserta didik.[14]
2.      Menurut Djamarah seperti dikutip Sukardi menegaskan bahwa metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Lanjutnya, metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan proses tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali.[15]
3.      Menurut Departemen Agama (sekarang Kemeneterian Agama) seperti dikutip Arief mendefinisikan metode eksperimen sebagai praktek pengajaran yang melibatkan anak didik pada pekerjaan anak didik pada pekerjaan akademis, latihan dan pemecahan masalah atau topik seperti shalat, puasa, haji, pembangunan masyarakat dan lain-lain.[16]

b). Landasan atau Prinsip Dasar Metode Eksperimen
Landasan atau prinsip dasar metode eksperimen salah satunya berdasarkan hadits berikut::
724 - حدثنا محمد بن بشار قال: حدثنا يحيى، عن عبيد الله قال: حدثني سعيد بن أبي سعيد، عن أبيه، عن أبي هريرة:أن رسول الله صلى الله عليه وسلم دخل المسجد، فدخل رجل فصلى، فسلم على النبي صلى الله عليه وسلم فرد، وقال: (ارجع فصل، فإنك لم تصل). فرجع يصلي كما صلى، ثم جاء، فسلم على النبي صلى الله عليه وسلم، فقال: (ارجع فصل فإنك لم تصل). ثلاثا، فقال: والذي بعثك بالحق، ما أحسن غيره، فعلمني؟ فقال: (إذا قمت إلى الصلاة فكبر، ثم اقرأ ما تيسر معك من القراَن، ثم اركع حتى تطمئن راكعا، ثم ارفع حتى تعتدل قائما، ثم اسجد حتى تطمئن ساجدا، ثم ارفع حتى تطمئن جالسا، وافعل ذلك في صلاتك كلها).
Artinya: Dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW masuk ke sebuah masjid, tiba-tiba masuklah seseorang ke dalam masjid lantas shalat. Kemudian ia menghadap Nabi SAW. seraya memberi salam. Setelah Nabi SAW menjawab salamnya lalu Ia berkata: Kembalilah dan shalatlah sekali lagi, karena engkau belum shalat. Kemudian laki-laki itu shalat lagi, setelah selesai ia datang pula menghadap Nabi SAW seraya memberi salam. Nabi SAW bersabda; kembalilah dan shalatlah sekali lagi, karena engkau belum shalat. (Hal itu sampai tiga kali).
Kemudian laki-laki itu berkata: “Demi Allah, saya tidak pandai mengerjakan shalat selain daripada itu, sebab itu ajarkanlah aku”. Nabi SAW berkata: “Apabila engkau berdiri hendak mengerjakan shalat, hendaklah takbir, kemudian bacalah apa yang mudah bagi engkau di antara Al Qur’an, setelah itu rukuklah hingga tenang dalam rukuk itu, kemudian bangkitlah hingga tegak lurus kembali kemudian sujudlah hingga tenang daam sujud itu, kemudian bangkitlah sehingga tenang dalam duduk, dan lakukanlah hal tersebut dalam semua shalatmu”.[17]

c). Prosedur atau Langkah- Langkah Penerapan Metode Eksperimen
Adapun langkah-langkah penerapan metode eksperimen adalah:
1.      Menerangkan tujuan eksperimen
2.      Membicarakan terlebih dahulu permasalahan yang signifikan untuk diangkat
3.      Sebelumnya guru harus menetapkan: alat yang diperlukan langkah-langkah apa yang harus ditempuh, hal apa yang harus dicatat, dan variabel-variabel apa yang harus dikontrol.
4.      Setelah eksperimen dilakukan guru harus: mengumpulkan laporan eksperimen, memproses kegiatan, dan melakukan tes untuk menguji pemahaman murid.[18]

d). Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen
Kelebihan metode eksperimen yaitu:.
ü     Menambah keaktifan untuk berbuat dan memecahkan sendiri sebuah permasalahan
ü     Dapat melaksanakan metode ilmiah dengan baik.
Kekurangan metode eksperimen yaitu:[19]
ü  Tidak semua mata pelajaran dapat menggunakan metode ini
ü  Murid yang kurang mempunyai daya intelektual yang kurang hanya memperoleh hasil yang minim.


C. METODE RESITASI (Recitation Method)
a). Pengertian Metode Resitasi
Resitasi adalah terjemahan dari bahasa Inggris “to cite” yang artinya mengutip, yaitu siswa mengutip atau mengambil sendiri bagian-bagian pelajaran itu dari buku-buku tertentu, lalu belajar sendiri dan berlatih hingga siap sebagaimana mestinya.[20]
Resitasi adalah penyajian kembali atau penimbulan kembali sesuatu yang sudah dimiliki, diketahui dan dipelajari. Metode ini populer dengan sebutan pekerjaan rumah (PR), sebetulnya bukan hanya pekerjaan rumah, tetapi dapat dikerjakan di sekolah, di halaman, di perpustakaan, laboraturium, mushalla, masjid, atau tempat-tempat lainnya.[21]
Dalam Pendidikan Agama Islam (PAI), mata pelajaran yang  sesuai diterapkan adalah yang bersifat praktis seperti menerjemahkan literatur bahasa asing, membuat kliping, paper resume dan lain-lain.[22]
Ada beberapa pengertian yang ditawarkan berkaitan dengan metode resitasi antara lain:
1.      Menurut Ismail SM, yang dimaksud metode resitasi adalah suatu cara dalam proses pembelajaran bilamana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru.[23]
2.      Menurut Ramayulius, yang dimaksud metode pemberian tugas dan resitasi ialah sutu cara mengajar di mana seorang guru memberikan tugas tertentu kepada peserta didik, sedangkan hasil tersebut diperiksa oleh guru dan peserta didik mempertanggung jawabkannya.[24]
3.      Menurut Sukardi, metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri.[25]
4.      Menurut Arief, metode resitasi adalah cara menyajikan bahan pelajaran dimana guru memberikan sejumlah tugas terhadap murid-muridnya untuk mempelajari sesuatu, kemudian mereka disuruh untuk mempertanggung jawabkannya. Tugas yang diberikan oleh guru bisa berbentuk memperbaiki, memperdalam, mengecek, mencari informasi atau menghafal pelajaran yang akhirnya membuat kesimpulan tertentu.[26]

b). Landasan atau Prinsip Dasar Metode Resitasi
Landasan atau prinsip dasar metode resitasi berdasarkan Al- Qur’an surah Al-Musatsir ayat 1-7 dan Al-Qiyamah ayat 17-18 berikut:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ ﴿1﴾  قُمْ فَأَنْذِرْ﴿2﴾وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ﴿3﴾ وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ﴿4﴾وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ﴿:5﴾

وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ﴿6﴾وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ

Artinya: “Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu agungkanlah! dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah,dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.” (Q.S. Al-Mudatsir: 1-7)

إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ ﴿17﴾فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ﴿18﴾

Artinya: “Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu”. (Q.S. Al-Qiyamah: 17-18)

Menurut Ramayulius, tugas yang diemban oleh Nabi SAW. dalam surah Al-Mudatsir ayat 1-7, yaitu[27] :
1.      Taat beragama
2.      Giat dan rajin berdakwah
3.      Membesihkan diri, jiwa baik lahir dan batin
4.      Percaya kepada kemampuan sendiri
5.      Tabah dan ulet dalam melaksanakan tugas.

c). Prosedur atau Langkah- Langkah Penerapan Metode Resitasi
Yang perlu diperhatikan dalam langkah-langkah metode resitasi
1.      Merumuskan tujuan secara operasional/ spesifik tentang target yang akan dicapai
2.      Memperkirakan apakah tujuan itu dapat dicapai dalam batas-batas waktu tertentu
3.      Tenaga serta sarana yang tersedia
4.      Dapat mendorong siswa secara aktif dan kreatif untuk mempelajari dan mempraktekkan pelajaran yang telah diberikan, agar siswa mempunyai pengetahuan..[28]
Sementara pelaksanaan metode resitasi dilaksanakan dalam kegiatan belajar perorangan maupun kelompok. Adapun pelaksanaan yang ditempuh dalam metode ini antara lain:[29]
1.      Pendahuluan. Pada tahap ini perlu mempersiapkan mental murid untuk menerima tugas yang akan diberikan kepada mereka pada pelajaran inti, untuk itu perlu memberikan kejelasan tentang suatu bahan pelajaran yang dilaksanakan dengan metode ini.
2.      Pelajaran inti. Guru memberikan tugas, murid melaporkan hasil kerja mereka, sementara guru mengadakan koreksi terhadap tugas-tugas tersebut.
3.      Penutup. Pada langkah ini murid bersama guru mencek kebenaran sementara murid disuruh mengulangi tugas itu kembali.
d). Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi[30]
Kelebihan metode resitasi adalah:
ü    Pengetahuan yang diperoleh murid baik dari hasil belajar, hasil eksperimen atau penyelidikan, banyak berhubungan dengan minat dan berguna untuk hidup mereka dan akan lebih lama diingat.
ü      Dapat dilaksanakan dalam berbagai bidang studi.
ü     Apabila tugas tersebut dalam bentuk kelompok maka murid dapat saling bekerjasama dan saling membantu.
ü   Murid berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian berkreatif, berinisiatif, bertanggung jawab dan mandiri.

 Sementara kelemahan metode resitasi adalah:
ü      Tugas rumah sering dikerjakan oleh orang lain, sehingga murid tidak tahu apa yang harus dikerjakan.
ü      Tugas yang sukar dapat mempengaruhi ketenangan mental murid.
ü      Sukar memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individual dan murid suka menyalin pekerjaan teman.

Dalam menggunakan metode resitasi terdapat tiga fase:
1. Fase pemberian tugas. Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan tujuan, jenis tugas, tugas sesuai dengan kemampuan murid, sediakan waktu yang cukup dan ada sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa
2.      Fase pelaksanaan tugas. Pada fase ini siswa diberikan bimbingan dan pengawasan oleh guru, dan diberikan dorongan sehingga anak mau berusaha, diusahakan dikerjakan oleh siswa tidak menyuruh orang lain.
3.      Fase pertanggung jawaban tugas. Hal yang harus dilakukan pada fase ini: laporan siswa, ada tanya jawab atau diskusi kelas, dan penilaian hasil tugas guru.





DAFTAR PUSTAKA

Abu Abdillah Muhammad Bin Isma’il Bin Ibrahim Bin Mughirah Al-Bukhari,   Al-Bukhari, Mausu’ah al-Hadiits al-Nabawiy al-Syariif al-Shihhah, wa al-Sunnah wa al- Masaaniid, www.islamspirit.com

Abu al-Husain Muslim Bin Hajjaj al-Qusyairi al-Niisaabury, Shahih Muslim, Mausu’ah al-Hadiits al-Nabawiy al-Syariif al-Shihhah, wa al-Sunnah wa al- Masaaniid, www.islamspirit.com

Arief, Armai, (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta, Ciputat Pers.

Fatimah, Siti, et al, (2009). Model-Model Pembelajaran SMP/SMA. Palembang, Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Rayon 4, Universitas Sriwijaya (UNSRI) Palembang.

Hawi, Akmal, (2008). Kompetensi Guru PAI. Palembang, IAIN Raden Fatah Press.

Ibnu Isma’il Al Kahlany, Muhammad, (tt). Subul Al-Salam. (Terj. Oleh Abubakar Muhammad). Surabaya, Al-Ikhlas.

Ismail SM, (2008). Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang, RaSAIL Media Group.

Muhammad Yusuf, Kadar, (2011). Tafsir Tarbawi. Pekanbaru, Zanafa Publishing.

Nizar, Samsul dan Hasibuan, Zainal Efendi, (2011). Hadits Tarbawi. Jakarta, Kalam Mulia.

Ramayulius, (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta, Kalam Mulia.

-----------------, (2008). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta, Kalam Mulia.

Sukardi, Ismail, (2011). Model dan Metode Pembelajaran Modern: Suatu Pengantar. Palembang, Tunas Gemilang Press.

Suparlan et al, (2009). PAKEM: Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Bandung, Genesindo.



http://wahyono-saputro.blogspot.com/TAFSIR TARBAWI

 

LAMPIRAN 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran [RPP]
Pendidikan Agama Islam [PAI]
Melalui Metode Demonstrasi, Eksperimen dan Resitasi

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran                        : Al-Qur’an Hadits
Kelas/ Semester                       : VIII MTs/ II
Alokasi waktu                          : 4 X 35 menit
Standar Kompetensi                :  Menerapkan  Al-Qur’an surah- surah pendek pilihan dalam kehidupan sehari-hari tentang menimbun harta (serakah)
Kompetensi Dasar :
Menerapkan kandungan Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur dalam fenomena kehidupan sehari- hari dan akibatnya.

Indikator :
ü       Memahami keterkaitan isi kandungan Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur tentang sifat cinta dunia dan melupakan kebahagiaan hakiki dalam fenomena kehidupan.
ü       Menerapkan kandungan Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur dalam fenomena kehidupan sehari- hari dan akibatnya.

I.        Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu menerapkan kandungan Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur dalam fenomena kehidupan sehari-hari dan akibatnya.

II.      Tujuan Perbaikan Pembelajaran:
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa

III.    Materi Pokok/Pembelajaran:
Al-Qur’an surah pendek pilihan tentang menimbun harta (serakah)

IV.    Metode Pembelajaran
Metode demonstrasi

V.      Skenario Pembelajaran
A.     Kegiatan Awal
Ø       Guru mengucapkan salam
Ø       Guru mengkondisikan kelas
Ø       Guru dan siswa membaca doa sebelum belajar
Ø       Guru mengabsen siswa
Ø       Guru dan siswa melafalkan Q.S.At-Takatsur bersama-sama selama sepuluh menit.


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ  .حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ  .  كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ  .ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ  .كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ  .  لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ. ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ .  ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ .


1.       Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,
2.       sampai kamu masuk ke dalam kubur.
3.       janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),
4.       dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.
5.       janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,
6.       niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim,
7.       dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin.
8.       kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).

Ø       Mengemukakan tujuan pembelajaran “menerapkan kandungan Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur.dalam fenomena kehidupan sehari- hari dan akibatnya”.
Ø       Peserta didik menyiapkan buku paket

B.      Kegiatan Inti
Ø       Guru membacakan materi pokok tentang “Al-Qur’an surah pendek pilihan tentang menimbun harta (serakah)”.
Ø       Guru menunjuk salah satu siswa maju ke depan kelas berperan sebagai guru untuk membaca dan menterjemahkan Q.S. At-Takatsur ayat perayat secara bergiliran di antara siswa hingga tuntas sampai akhir surah.
Ø       Siswa (secara acak) diminta menyimpulkan isi kandungan dari masing- masing surah di depan kelas.
Ø       Siswa menyalin Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur.
Ø       Guru menganjurkan agar siswa mempraktekkan bacaan Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur setiap kali salat.
Ø       Mengadakan tanya jawab tentang makna yang terkandung dalam Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur.

C.     Kegiatan Akhir
Ø       Memberitahukan pelajaran yang akan datang
Ø       Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah/ doa.


VI.                Media dan Sumber Belajar
Ø       Al-Qur’an
Ø       Buku teks Al-Qur’an Hadits kelas VIII MTs

VII.              Penilaian : Tes tulis danTes Lisan
Ø       Bentuk instrumen essay

VIII.            Evaluasi
Ø       Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1.       Apa balasan orang-orang yang selalu membangga-bangakan hartanya sampai lalai akan kewajibannya kelak di akhirat?
2.       Tulis dengan benar Al-Qur’an Surah At-Takatsur!
3.       Tulis terjemah Al-Qur’an Surah At-Takatsur ayat 1!
4.       Jelaskan dengan singkat makna ayat (1) Surah At-Takatsur!

                  Jumlah perolehan skor
 Skor=                                                          X100%      
                     Jumlah skor total

IX.                Kunci Jawaban
1.       Akan merasakan Siksa/ Azab Neraka Jahim
2.        
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ  .  حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ  .  كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ  .ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ  .  كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ  .لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ.ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ.  ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ

3.   Bermegah-megahan telah melalaikan kamu
4.   Ayat pertama surah At-Takatsur menjelaskan adanya peringatan Allah swt. kepada hamba-hamba-Nya yang lalai, lengah, dan telah berpaling daripada tujuan hidup yang sejati.



            Indralaya,
            Mengetahui                                                                
Kepala MTs Masdarul Ulum                                          Guru PAI/Mahasiswa



(Khairiyatul Fadhilah, S. Pd.I.)                                      ( Sukmawati S. Pd.I. )
Nip.                                                                              Nip.19550210 198303 2002







[1]Ismail SM, (2008). Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang, RaSAIL Media Group. Hlm. 20.

[2]Armai Arief (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta, Ciputat Pers. Hlm. 190.

[3]Ramayulius, (2008). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta, Kalam Mulia. Hlm. 281. Kutipan yang sama juga terdapat dalam Samsul Nizar dan Zainal Efendi Hasibuan, (2011). Hadits Tarbawi. Jakarta, Kalam Mulia. Hlm. 69. Lihat juga Ramayulius, (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta, Kalam Mulia. Hlm. 195, dalam bukunya tersebut Ramayulius menjelaskan pengertian metode demonstrasi yaitu suatu cara mengajar dimana guru mempertunjukkan tentang proses sesuatu, atau pelaksanaan sesuatu sedangkan murid memperhatikannya.

[4]Ismail Sukardi, (2011). Model dan Metode Pembelajaran Modern: Suatu Pengantar. Palembang, Tunas Gemilang Press. Hlm. 26.

[5] Abu al-Husain Muslim Bin Hajjaj al-Qusyairi al-Niisaabury, Shahih Muslim, Mausu’ah al-Hadiits al-Nabawiy al-Syariif al-Shihhah, wa al-Sunnah wa al- Masaaniid, www.islamspirit.com, Kitab Thaharah, bab (3) Sifat wudlu’ dan kesempurnaannya,
باب صفة الوضوء وكماله
hadits no. 226.
Lihat juga  Muhammad Ibnu Isma’il Al Kahlany, (tt). Subul Al-Salam. (Terj. Oleh Abubakar Muhammad). Surabaya, Al-Ikhlas. Hlm. 100.

[6] Abu al-Husain Muslim Bin Hajjaj al-Qusyairi al-Niisaabury, Shahih Muslim, Mausu’ah al-Hadiits al-Nabawiy al-Syariif al-Shihhah, wa al-Sunnah wa al- Masaaniid, www.islamspirit.com, Kitab Shalat, bab (10)
باب إثبات التكبير في كل خفض ورفع في الصلاة، إلا رفعه من الركوع فيقول فيه: سمع الله لمن حمده
hadits no. 392.

[7] Abu al-Husain Muslim Bin Hajjaj al-Qusyairi al-Niisaabury, Shahih Muslim, Mausu’ah al-Hadiits al-Nabawiy al-Syariif al-Shihhah, wa al-Sunnah wa al- Masaaniid, www.islamspirit.com, Kitab Haji, bab (39).
باب استحباب الرمل في الطواف العمرة، وفي الطواف الأول من الحج
Hadits no. 1261.
[8] Armai Arief (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta, Ciputat Pers. Hlm. 192-193.

[9] Armai Arief, Ibid. Hlm. 194

[10] Armai Arief, Ibid. Hlm. 194.

[11] Armai Arief, Ibid. Hlm. 191.Lihat juga Ramayulius, (2008). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta, Kalam Mulia.Hlm. 282.

[12] Armai Arief (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta, Ciputat Pers. Hlm. 192

[13] Ramayulius, (2008). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta, Kalam Mulia.Hlm. 282.

[14] Ramayulius, (2008). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Ibid. Hlm. 285. Di kesempatan lain, dengan redaksi sedikit berbeda ia mendefinisikan metode eksperimen adalah suatu cara mengajar dengan menyuruh murid melakukan sesuatu percobaan, dan setiap proses dan hasil percobaan itu diamati oleh setiap murid, sedangkan guru memperhatikan yang dilakukan oleh murid sambil memberikan arahan(Ramayulius, (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta, Kalam Mulia. Hlm. 195,). Kutipan serupa juga terdapat dalam Samsul Nizar dan Zainal Efendi Hasibuan, (2011). Hadits Tarbawi. Jakarta, Kalam Mulia. Hlm. 62.

[15] Ismail Sukardi, (2011). Model dan Metode Pembelajaran Modern: Suatu Pengantar. Palembang, Tunas Gemilang Press. Hlm. 28.

[16] Armai Arief (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta, Ciputat Pers. Hlm. 172.

[17]Abu Abdillah Muhammad Bin Isma’il Bin Ibrahim Bin Mughirah Al-Bukhari,   Al-Bukhari, Mausu’ah al-Hadiits al-Nabawiy al-Syariif al-Shihhah, wa al-Sunnah wa al- Masaaniid, www.islamspirit.com, Kitab Sifat Shalat, bab. (13)
باب: وجوب القراءة للإمام والمأموم في الصلوات كلها، في الحضر والسفر، وما يجهر فيها وما يخافت
hadits no. 724.

[18] Armai Arief (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta, Ciputat Pers. Hlm. 173 dan Ramayulius, (2008). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Ibid. Hlm. 286-287.

[19] Armai Arief (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta, Ciputat Pers. Hlm. 173 dan Ramayulius, (2008). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Ibid. Hlm. 287.

[20] Ibid. Hlm. 164.

[21] Ibid.

[22] Ibid.
[23] Ismail SM, (2008). Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang, RaSAIL Media Group. Hlm. 21.

[24] Ramayulius, (2008). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta, Kalam Mulia. Hlm. 329.

[25] Ismail Sukardi, (2011). Model dan Metode Pembelajaran Modern: Suatu Pengantar. Palembang, Tunas Gemilang Press. Hlm. 27.

[26] Armai Arief (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta, Ciputat Pers. Hlm.164

[27] Ramayulius, (2008). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta, Kalam Mulia. Hlm. 330
[28] Armai Arief , Ibid. Hlm. 166

[29] Ibid. Hlm. 167.
[30] Ibid. Hlm. 166-167.